Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sawahlunto, Sumatera Barat(Sumbar), kembali menggelar kegiatan Festival Wayang Nusantara (FEWANUSA) untuk keempat kalinya, 3-5 November 2016.

         "Hingga saat ini tercatat empat group kesenian wayang kulit dari berbagai daerah di pulau Sumatera sudah mengonfirmasi kehadirannya pada kegiatan tersebut," kata Manajer Produksi Fewanusa 2016, Syukri SSn, di Sawahlunto, Jumat.

         Masing-masing group tersebut, lanjutnya, antara lain Sanggar Binalaras dari Kota Sawahlunto yang akan tampil sebagai pembuka dengan menampilkan ki dalang Sriyanto MSn yang akan membawakan lakon "Mbah Soero", yang merupakan sekuel tentang perjuangan seorang tokoh penentang praktik perbudakan di lubang tambang batubara di kota itu pada masa penjajahan belanda di abad 17.

         Pada penampilan group tersebut nanti, Ki dalang Suryanto akan berkolaborasi dengan kelompok seni karawitan dari Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, Sumbar, untuk mempertontonkan kreasi-kreasi baru musik karawitan dari etnis jawa.

         "Lakon yang sama juga akan dimainkan oleh Ki Slamet Carito dalam karya aslinya yang merupakan sejarah awal terbangunnya kisah-kisah pewayangan yang diangkat dari sejarah dan kearifan lokal masyarakat setempat," jelasnya.

         Selain itu, group wayang kulit asal lokal beberapa daerah di provinsi itu serta beberapa group wayang dari daerah provinsi Riau dan Jambi juga turut meramaikan festival kali ini, seperti Paguyuban Kridha Raras dengan lakon ¿Prabu Sumilih¿ dari Kabupaten Dharmasraya dan Paguyuban Suko Laras dengan dalang Ki Yanto Carito dari Kabupaten Pasaman Barat.

         Kemudian, Paguyuban Among Budaya dari Riau akan membawakan lakon ¿Gondomono Lumeng¿ dan dari dalang asal Jambi, Ki Suyono Gareng, dengan lakon "Adon-Adon Rajamala" yang akan dimainkan bersama kelompok Kridha Laras Dharmasraya.

         "Untuk perwakilan group wayang kulit asal pulau Jawa yakni dari Kota Yogyakarta dan Kabupaten Tegal, masih dalam proses konfirmasi untuk berpartisipasi pada kegiatan ini," ujarnya.

         Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat, Efri Yanto, menambahkan pada kegiatan ini juga akan disandingkan pelaksanaannya dengan pameran wayang kulit kuno dari tahun 1901, peralatan musik gamelan tua dan benda-benda pusaka lainnya.

         "Kehadiran jajanan pasar khas suku Jawa juga diharapkan dapat semakin memeriahkan kegiatan tersebut," ujarnya.

         Menurutnya, sejak dilaksanakan untuk pertama kalinya pada 2013 tercatat berbagai kelompok wayang dan dalang dari berbagai daerah pernah tampil sebagai pengisi acara dan telah berhasil menarik perhatian berbagai kalangan.

         "Kami terus mencoba melakukan terobosan dan inovasi baru dalam menumbuhkan daya saing sebagai daerah tujuan wisata, yang dilakukan dengan memanfaatkan potensi budaya lokal kota ini yang terdiri dari beragam suku dan masyarakat adatnya," kata dia. (*)

Pewarta : Rully Firmansyah
Editor :
Copyright © ANTARA 2024