Sarilamak, (Antara Sumbar) - Kecepatan angin menjadi kendala utama dalam memadamkan kebakaran di Kawasan Lembah Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar), menggunakan helikopter water booming dimana kegiatan tersebut sudah memasuki hari ketiga.


         "Kondisi medannya yang banyak perbukitan terjal berpengaruh terhadap kecepatan angin, sehingga menyebabkan petugas jadi kewalahan," kata Bisops Lanud Padang, Lettu Sucipto Wirano di Sarilamak, Selasa.


         Hal itu dikatakannya saat memberikan keterangan pers terkait penganganan bencana kebakaran lahan di Kabupaten Limapuluh Kota bersama pemerintah setempat, serta beberapa instansi terkait.


         Ia mengatakan, kondisi tebing dengan ketinggian mencapai 500 meter tersebut menjadi tumpuan hembusan angin, sehingga arahnya beralih ke udara dan menyebab helikopter goyang saat memadamkan titik api.


         Selain itu, kata dia, helikopter jenis PK-PUV bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup itu mampu membawa 1.000 liter air, namun karena kondisi angin yang tergolong kencang makan tim tidak memanfaatkan semuanya.


         Hal itu untuk menjaga keselamatan petugas, sehingga jangan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.


         "Karena medannya berat dan kecepatan angin tinggi, maka kami tidak gunakan kemampuan membawa air yang 1.000 liter itu," kata dia.


         Ia menambahkan, dari beberapa titik yang terbakar di Kawasan Lembah Harau, satu diantaranya sudah berhasil dipadamkan, yakni di Bukit Jambu.


         Bupati Limapuluh Kota, Irfendi Arbi mengapresiasi kecepatan tim dari Kementerian Lingkungan Hidup, Lanud Padang, BKSDA Sumbar, BPBD Sumbar, serta Dinas Kehutanan dalam memadamkan api sehingga bencana kebakara di daerah itu tidak separah yang terjadi di Riau.


         Ia menngimbau semua masyarakat agar lebih berhati-hati dengan api serta tidak membuangnya di sembarang tempat, hal itu mengingat musim kemarau yang melanda daerah itu sejak beberapa bulan terakhir.


         "Jika kemarau dan kebakaran terus berlanjut, maka kami akan menyelenggarakan Shalat Istisqa' atau shalat minta hujan," kata dia.


         Irfendi menyebutkan, saat ini ada 30 titik api di kabupaten tersebut, dimana lokasinya tersebar di lima kecamatan, yakni Harau, Luar, Lareh Sago Halaban, Pangkalan Koto Baru, dan kapur IX.


         Ia merincikan, untuk Kecamatan Harau ada 16 titik, yakni di Lembah Harau enam titik, Ketinggian dua titik, Gurun dua titik, Taram empat titik, Bukit Limbuku satu titik, dan Solok Bio-Bio satu titik.


         Kemudian di Kecamatan Luak, tepatnya di Nagari Andaleh dua titik, serta Nagari Subarang Aia Kecamatan Lareh Sago Halaban tiga titik. Sementara di Pangkalan Koto Baru lima titik dan kapur IX tiga titik. (*) 


Pewarta : Mardikola Tri Rahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2025