Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, menjadikan sejarah dan budaya kota itu sebagai materi muatan lokal untuk sekolah menengah di kota itu.

         "Bahan ajar tersebut mulai diterapkan kepada siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Atas untuk tahun ajaran 2015/2016 ini," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) setempat, Drs Marwan di Sawahlunto, Senin.

         Untuk mendukung pembelajaran, pihaknya telah menyediakan bahan ajar berupa buku yang didalamnya terdapat materi tentang sejarah, kuliner dan seni kearifan lokal yang memuat penjabaran materi tersebut.

         Menurut dia, tujuan pembelajaran tersebut untuk mendukung visi kota itu sebagai kota wisata tambang yang berbudaya.

         Setiap generasi muda sebagai generasi penerus memiliki kemampuan untuk mempromosikan potensi wisata kesejarahan Kota Sawahlunto yang pernah memiliki peradaban cukup maju pada abad 17, baik di lingkungan tempat tinggal, lingkungan bermain maupun lingkungan masyarakat yang lebih luas.

         "Dalam pengembangannya, bentuk pembelajaran yang diberikan tersebut tak hanya melihat dari sisi sejarah secara teori, tetapi meraka juga akan diberikan pengetahuan tentang aplikasi beberapa bidang ilmu yang pernah diterapkan pada beberapa situs budaya yang ada dengan melihat langsung ke lokasi keberadaannya," kata dia.

         Di antaranya, tambah dia, bangunan "Central Electrich" yang merupakan pembangkit listrik bertenaga uap berkekuatan 20 juta megawatt dengan menara cerobong asap setinggi 70 meter.

         Meskipun fungsinya sudah berubah menjadi rumah peribadatan umat muslim pada 1952, namun ciri khas bangunan tua bernuansa  Eropa masih bisa dilihat hingga saat ini, lengkap dengan sisa-sisa komponen mesin pembangkit berukuran besar.

         Bentuk peradaban seperti itu merupakan mahakarya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat bernilai karena sejarah peradaban modern pernah ada di kota itu, setelah ditemukannya potensi mineral jenis batu bara yang sangat bernilai ekonomis pada masa itu.

         "Kegiatan ini nantinya akan melibatkan seluruh pihak sekolah dan akan difasilitasi langsung oleh tiga dinas terkait yakni Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta Kantor Permuseuman," ujarnya.

         Terkait kendala yang dihadapi saat ini, dia mengatakan program pembelajaran tersebut membutuhkan mentor khusus kesejarahan agar pelajar dapat mengetahui secara rinci tentang objek belajar yang diperkenalkan.

         Sementara itu, seorang pelajar SMK Negeri 2 Sawahlunto, Putri mengaku sangat tertarik dengan program tersebut karena bisa menggambarkan kembali sejarah Kota Sawahlunto sejak awal masa kejayaannya sebagai kota penghasil batubara tertua di Indonesia, hingga bermetamorfosa menjadi salah satu daerah tujuan wisata.

         "Biasanya kami hanya mengunjungi situs sejarah untuk sekedar melihat tanpa memahami nilai pengetahuan apa yang terkandung pada objek tersebut," kata dia.  (*)

Pewarta : Rully Firmansyah
Editor :
Copyright © ANTARA 2024