Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, meminta pihak terkait untuk menyegerakan penanganan limbah medis agar tidak berdampak buruk pada lingkungan.

         "Kami mengamati sebagian besar pihak pengelola puskesmas dan klinik masih membuang sampah medis sisa pengobatan dan perawatan pasien dengan dibenamkan ke dalam tanah menggunakan septik tank," kata Kepala Bidang Lingkungan Hidup BLH setempat, Iwan Kartiwan, di Sawahlunto, Rabu.

         Padahal, limbah tersebut termasuk dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) sehingga membutuhkan penanganan khusus karena dapat mencemari lingkungan sekitar.

         Salah satu cara penanganan yang disarankan, jelasnya, adalah membakar limbah-limbah tersebut menggunakan alat insinerator.

         Menurutnya, meskipun alam memiliki kemampuan untuk mengurai sampah, namun ada beberapa kondisi yang memicu keterbatasan kemampuan tersebut seperti terhadap limbah plastik serta tumpukan limbah medis dalam jumlah besar.

         "Jika alam sudah jenuh maka limbah-limbah tersebut akan berubah menjadi potensi bencana karena zat yang dikandungnya akan meracuni tanah serta lingkungan di sekitarnya," kata dia.

         Hal itu, lanjutnya, akan berdampak pada menurunnya kualitas air tanah serta menyebabkan tanaman menjadi layu.

         "Bahkan pada skala tertentu kondisi tersebut dapat berkembang menjadi ancaman bencana kematian karena dapat meracuni  manusia dan ternak," kata dia.

         Dia menambahkan, jika penanganan dilakukan setelah bencana tersebut terpicu maka akan membutuhkan penanganan lebih serius yang membutuhkan jangka waktu lama dan biaya yang besar.

         Terkait ketersediaan alat insinerator di kota itu, dia mengatakan saat ini alat tersebut sudah tersedia sebanyak dua unit, masing-masing berada di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kayu Gadang yang dikelola pihaknya serta pada instalasi penanganan limbah milik pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Sawahlunto.

         Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan dan Sosial Kota Sawahlunto, dr Ambun Kadri, mengatakan hal tersebut sudah menjadi perhatian.

         "Kami sedang menunggu selesainya seluruh proses dokumen perizinan penanganan limbah meliputi izin pengoperasian alat yang akan digunakan, izin pengangkutan serta beberapa rekomendasi lainnya terkait dampak lingkungan," kata dia. (*)

Pewarta : Rully Firmansyah
Editor :
Copyright © ANTARA 2024