Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Masyarakat Desa Wisata Rantih, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar), melestarikan tradisi "Mangadau" yang merupakan prosesi menangkap ikan secara tradisional di desa itu.
"Alat yang digunakan dibuat menggunakan lidi pucuk daun Enau serta beberapa tumbuhan lokal lain yang dianyam menyerupai dinding," kata seorang pengelola desa wisata setempat, Budiman di Sawahlunto, Jumat.
Sesuai kesepakatan masyarakat desa tersebut, tradisi mangadau akan digelar pada 6 Agustus 2016 dalam bentuk pesta panen ikan yang mereka budidayakan di perairan umum aliran sungai Batang Ombilin yang melintasi desa tersebut.
Dalam tradisi itu, lanjutnya, anyaman menyerupai dinding tersebut dibuat secara bersama-sama oleh masyarakat desa pada malam hari sebelum dilepas ke sungai yang berfungsi sebagai alat pengusir ikan agar berkumpul ke satu titik yang menjadi areal pemanenan ikan dengan cara dijala.
"Keunikan alat tersebut adalah jika sudah dihanyutkan ke dalam sungai maka ikan-ikan akan berlarian menjauhinya sehingga dapat menjadi tontonan menarik bagi pelancong jika air sungai dalam kondisi jernih," katanya.
Selain itu, ikan-ikan yang sudah dipanen tersebut biasanya akan dimasak untuk disantap bersama oleh seluruh penduduk desa, undangan dan pengunjung yang datang ke desa itu.
Dia mengatakan, pesta panen ikan tersebut saat ini diupayakan pengembangannnya sebagai salah satu agenda wisata yang menjadi program pengelola Desa Wisata Rantih, untuk menunjang peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di kota itu dari sektor wisata alam dan minat khusus.
"Selain menyaksikan secara langsung tradisi turun temurun masyarakat desa ini, pengunjung juga bisa menikmati nuansa alam khas pedesaan lengkap dengan pemandangan hamparan sawah dan keindahan air terjun dalam gugusan hutan tropis," kata dia.
Sementara itu, Kepala Desa setempat, Yulizar Malin Mancayo menambahkan, pesta panen ikan tersebut direncanakan akan diawali dengan pelaksanaan lomba memancing di perairan umum, yang dijadwalkan berlangsung 24 Juni hingga 5 Juli 2016.
"Masing-masing peserta lomba dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp50 ribu untuk satu kali durasi lomba setiap hari," ujarnya.
Dana yang terkumpul itu nantinya akan dimanfaatkan untuk membiayai prosesi pesta panen "Mangadau" dan sisanya dipergunakan untuk membeli benih ikan yang akan dipanen pada tahun berikutnya.
Menurut dia, ikan yang akan dipanen kali ini berasal dari bantuan Dinas Pertanian dan Kehutanan setempat sebanyak 26.000 ekor bibit ikan berbagai jenis pada 2015.
"Diperkirakan potensi panen ikan kali ini mencapai 2,5 ton untuk ditawarkan kepada para penggemar olahraga memancing ikan melalui lomba tersebut, sebelum dilakukan prosesi panen raya dengan prosesi tradisional warisan ara leluhur," kata dia. (*)