Sarilamak, (Antara) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Limapuluh Kota Sumatera Barat (Sumbar), mengimbau petani cabai di daerah itu mulai mempersiapkan komoditi tersebut untuk menghadapi bulan Ramadhan dan lebaran.


    "Biasanya, saat bulan puasa dan lebaran, kecenderungan harga cabai naik. Untuk itu, petani diminta segera mempersiapkan untuk menghadapi kesempatan tersebut," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Limapuluh Kota Afrizul Nazar di Sarilamak, Senin.


         Ia mengatakan, dengan harga cabe yang tinggi tersebut kesempatan para petani agar mereka dapat memperoleh untung untuk untuk meningkatkan kesejahteraannya.


         "Sementara, untuk masyarakat umum, harga cabe yang tinggi kurang dapat diterima. Kemudian, harga cabai yang tinggi menjadi faktor penyebab naiknya inflasi daerah," kata dia.


         Menurutnya, biasanya petani di daerah itu sudah memperkirakan agar tanaman mereka dapat dipanen pada kesempatan yang diperkirakan harganya tinggi.


         "Para petani telah memperkirakan kapan kesempatan-kesempatan harga cabai naik. salah satunya adalah saat hari-hari besar," kata dia.


         Pihaknya, mengimbau petani untuk menanam cabai secara berurutan dan berkesinambungan, sehingga stok cabai tidak putus.


         Dengan demikian, tidak akan terjadi kelangkaan stok yang nantinya berimbas terhadap melonjaknya harga.


         Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Puji Atmoko menyampaikan cabai masih menjadi pemicu utama naiknya angka inflasi di wilayah itu pada 2015, kendati inflasi Sumbar 2015 terendah secara nasional berada pada angka 1,08 persen.


         Menurut dia, cabai merupakan salah satu kebutuhan utama warga Sumbar sehingga berapa pun harga jualnya tetap diupayakan membelinya oleh masyarakat.


         Ia berharap ke depan inflasi di Sumbar menjadi lebih stabil dan gejolak yang terjadi tidak terlalu tinggi. Untuk itu, salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah menjaga pasokan tetap tersedia sehingga harganya menjadi stabil. (*)


Pewarta : Mardikola Tri Rahmat
Editor :
Copyright © ANTARA 2025