Sawahlunto, (AntaraSumbar) - Sekretaris Pemerintah Kota Sawahlunto Rovanly Absdam mengatakan pihaknya kini masih menghitung nilai risiko dan kerugian dampak bencana tanah longsor disertai banjir di permukiman Blok Ombilin.
"Kami bersama pihak terkait lainnya sudah mengecek seluruh lokasi bencana serta kawasan yang terdampak guna mengumpulkan data dan fakta lapangan untuk penanganan lebih lanjut," katanya di Sawahlunto, Kamis.
Menurut dia, pihaknya belum menetapkan status siaga bencana karena syarat-syarat untuk menetapkan status tersebut belum terpenuhi.
Namun, lanjutnya, pihaknya tetap mengimbau seluruh masyarakat yang bermukim di sekitar tebing perbukitan serta aliran sungai, agar terus meningkatkan kewaspadaan dini dalam menghadapi kemungkinan bencana yang bisa saja datang sewaktu-waktu.
"Seluruh pihak juga diharapkan terus membina koordinasi serta arahan-arahan kepada seluruh masyarakat guna menghindari kerugian lebh besar ketika bencana banjir dan tanah longsor menghantam kawasan permukiman warga," kata dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesbangpol Badan Kesbangpol dan Penanggulangan Bencana Daerah setempat, Meldi Hidayah Martha mengatakan khusus lokasi bencana tersebut pihak Pemkot Sawahlunto sudah pernah melakukan langkah-langkah penanggulangan dengan mengeruk material tebing, namun upaya tersebut belum maksimal dalam mencegah terjadinya tanah longsor.
"Ada instalasi saluran air tua peninggalan penjajah kolonial Belanda di kawasan ini, diperkirakan mengalami penyumbatan aliran air berpindah dan menggerus kawasan tebing," kata dia.
Pihaknya meminta kepada seluruh masyarakat agar memberikan kerja sama yang baik sekaitan dengan telah terjadinya bencana tersebut berkali-kali di lokasi yang sama.
"Harus ada pembenahan tata ruang dan berkemungkinan akan mengubah bentuk dan lokasi bangunan permukiman yang ada, hal itu perlu kesepakatan bersama sehingga potensi kerugian lebih besar akibat bencana dapat dicegah," tegas dia.
Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kota Sawahlunto Kamis Pagi (7/1), juga mengakibatkan banjir bandang di desa Kolok Nan Tuo, Kecamatan Barangin, akibat meluapnya air dari aliran sungai Malakutan yang melintasi wilayah tersebut.
Kepala Desa Kolok Nan Tuo, Supriadi Mukri mengatakansejumlah rumah warga di desa itu terendam banjir, diantaranya kediaman Erida Rasyid serta satu unit rumah papan yang berada tak jauh dari sungai tersebut, namun kini telah dievakuasi.
"Ketinggian air sudah melewati ketinggian jembatan Simalagi, dan meluap hingga ketinggian sekitar 2 meter. Bahkan, normalisasi di Karak Taruko sudah jebol," jelas dia.
Selain itu, lanjutnya, banjir juga menghantam areal persawahan yang sudah hendak di panen, seluas lebih kurang 20 hektar dengan kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Hujan deras yang mengguyur Kota Sawahlunto juga memicu peningkatan debet air dua sungai yang membelah kawasan "Kota Lama" yang saat ini diajukan sebagai cagar budaya warisan dunia ke pihak UNESCO, serta beberapa kawasan lainnya yang belum memiliki instalasi saluran air memadai.
Meskipun tidak sempat menimbulkan banjir, namun sejumlah potongan pohon berukuran cukup besar terlihat ikut terbawa arus air yang sudah bercampur lumpur cukup pekat. (*)