Lagos, (ANTARA/AFP) - Pemain sayap Chelsea Victor Moses, yang terbang ke Inggris setelah kedua orang tuanya terbunuh pada konflik sektarian, berharap dapat memahkotai debutnya di Piala Afrika dengan membantu Nigeria memenangi trofi.
Moses telah melewati jalan panjang sejak ayah dan ibunya terbunuh di kota di Utara Nigeria Kaduna, yang memaksa dia meninggalkan tanah kelahirannya pada usia 11 tahun dan memulai kehidupan baru di lingkungan yang asing.
"Di manapun mereka berada saat ini, mereka semestinya bangga terhadap saya, melihat ke bawah dengan bangga," kata Moses kepada media Inggris tahun lalu ketika ia mengenang orang tuanya, Austin, seorang pastur Kristen di Kaduna, dan ibunya Josephine.
Mengenai turnamen di Afrika Selatan, ia berkata, "Saya percaya diri dapat tampil bagus di Afrika Selatan," ucapnya mengenai turnamen sepak bola Afrika yang berlangsung selama tiga pekan, di mana lima dari sepuluh stadion yang digunakan juga dipakai untuk Piala Dunia 2010.
"Kami telah mempersiapkan diri dengan baik dan, setelah absen pada turnamen terakhir, (kami) berharap pada akhirnya dapat membuat warga Nigeria bangga," kata Moses, yang menikmati peran lebih besar di Chelsea sejak kedatangan manajer Rafael Benitez.
"Ini adalah Piala Afrika pertama saya, dan saya ingin membuatnya menjadi ajang yang layak dikenang."
"Saya ingin bermain pada setiap pertandingan, mencetak gol ketika mendapat peluang dan membantu pemain-pemain lain yang berada di posisi-posisi yang bagus untuk juga mencetak gol. Ketika semuanya terjadi, mereka (para pendukung) dapat yakin bahwa kami akan membawa pulang trofi."
Nigeria dua kali menjuarai turnamen ini di mana kesuksesan terakhir mereka didapat di Tunisia 19 tahun yang lalu, namun sangat sedikit argumen yang menentang asumsi bahwa tim ini akan meraih gelar juara untuk ketiga kalinya, di mana Moses (22) telah terbukti sebagai tambahan yang berharga kepada tim.
Ia cepat, dan dilengkapi dengan kemampuan menggiring bola yang hebat, dan selain mencetak gol, ia juga kerap memberi umpan kepada pemain-pemain lain.
Manajer di bekas klubnya Wigan Athletic, Roberto Martinez, berkata bahwa Moses adalah salah satu pemain yang membuat ia rela mengeluarkan uang hanya untuk menyaksikan sang pemain bermain.
Hal yang menarik, Nigeria sempat terlihat akan kehilangan Moses setelah ia sempat bermain untuk Inggris di level junior.
Namun setelah proses panjang untuk mengubah kewarga negaraannya, ia melakukan debut sebagai pemain pengganti pada pertandingan tandang di kualifikasi Piala Afrika 2013 melawan Rwanda pada Februari silam.
Awalnya ia diragukan saat mengawali karir di The Eagles, namun ia menggarisbawahi kelasnya pada Oktober silam dengan dua gol pada pertandingan kandang kualifikasi Piala Afrika melawan Liberia.
"Mendapatkan Victor Moses untuk bermain bagi Nigeria merupakan kemenangan besar bagi kami. Ia dapat menggiring bola, memiliki kecepatan, memiliki visi, mengkreasikan dan mencetak gol dari dalam dan luar kotak penalti. Ia adalah pemain yang lengkap dengan banyak hal yang ditawarkan," kata mantan pemain internasional Jonathan Akporobie.
Moses juga membalikkan keraguan saat dirinya ditransfer pada Agustus silam, ketika ia pindah dari klub kecil Wigan Athletic ke juara Eropa Chelsea, di mana ia diprediksi akan kesulitan untuk tampil secara reguler.
Namun ia mencetak lima gol untuk klub London itu, termasuk mencetak gol kemenangan untuk menyingkirkan Shakhtar Donetsk di Liga Champions. (*/jno)