London, (Antara) - Wakil Presiden Jusuf Kalla berkunjung ke Istana Buckingham, Kamis, dalam rangka memenuhi undangan minum teh sekaligus membicarakan hal-hal terkait hubungan kerja sama bilateral dengan Duke of York Pangeran Andrew.

        Wapres tiba di Istana Buckingham pukul 16.00 waktu setempat dengan didampingi Duta Besar RI T.M. Hamzah Thayeb, Sekretaris Wapres Mohamad Oemar serta Deputi Seswapres bidang Ekonomi Tirta Hidayat.

        "Pangeran Andrew itu mengetuai promosi investasi Inggris ke luar negeri dan dia pernah ketemu saya di Jakarta beberapa tahun lalu.  Saya dan dia akan mendiskusikan langkah-langkah bersama yang baik untuk Indonesia maupun Inggris," kata Wapres di Kedutaan Besar Republik Indonesia di kawasan Mayfair, London.

        Wapres mengatakan Inggris ingin mempertahankan kekuatannya sebagai negara dengan ekonomi baik di kawasan Eropa, sehingga Inggris memiliki investasi di luar negeri.

        "Inggris ingin tetap mempertahankan sebagai kekuatan ekonomi di Eropa yang terbaik dewasa ini dan di banyak negara Eropa itu yang berkembang baik Inggris maupun Jerman, pertumbuhan mereka juga masih baik dan ingin selalu memiliki investasi di luar," ujar Wapres Kalla.

        Jamuan minum teh atau dikenal dengan 'afternoon tea' di Inggris menjadi sebuah tradisi sejak tahun 1800-an dan populer di kalangan bangsawan Kerajaan Inggris.

        Wapres Kalla berkunjung ke London untuk menghadiri Konferensi Federasi Pedagang Kakao (Federation of Cacao Commerce) se-dunia.

         Terkait konferensi pedagang kakao, Wapres mengatakan misinya untuk meningkatkan usaha perkebunan kakao di Indonesia supaya dapat meluas hingga menjangkau pasar Eropa.

        "Kakao itu hasil pertanian terbesar kita ketiga untuk ekspornya, setelah minyak kelapa sawit dan karet. Akhir-akhir ini, hampir semua komoditas itu turun harganya, kecuali kakao, artinya potensi permintaan dunia terhadap kakao ini makin baik," jelas Wapres.

        Menurut dia, Indonesia memiliki potensi besar dalam produksi biji kakao karena tidak banyak negara di dunia yang memiliki perkebunan kakao.

        "Tidak banyak negara bisa menghasilkan kakao karena hanya negara-negara dengan iklim tropis itu yang bisa ditanami kakao, sehingga kita punya potensi sangat penting sebagai negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia," ujarnya.  (*)

Pewarta : Fransiska Ninditya
Editor :
Copyright © ANTARA 2024