Jakarta, (Antara) - Hizbut Tahrir tengah menggencarkan kampanye penerapan syariat Islam yang berkaitan dengan perlakuan terhadap perempuan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
"Kampanye ini berangkat dari perkembangan narasi yang terus menerus dilantangkan oleh pihak-pihak anti Islam bahwa syariah Islam adalah musuh perempuan," kata Anggota Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir Divisi Perempuan untuk wilayah Asia Tenggara, Fika Komara, di Jakarta, Jumat.
Dia menambahkan akibat dari tuduhan ini muncul ketakutan dan kecurigaan terhadap Islam dan penerapan syariah Islam di dunia Muslim.
Serangan terhadap syariah Islam berkaitan dengan masalah perempuan yang sering dilancarkan oleh gerakan-gerakan feminism, politisi, media, dan lembaga-lembaga sekuler di antaranya soal busana Muslimah, hukum waris serta hak-hak dan tanggung jawab perempuan.
"Sistem Islam yang mengatur masalah tersebut dianggap tidak memihak kaum perempuan," kata Fika.
Menurut dia kampanye syariah Islam ini dilakukan dalam tiga tahapan yakni mengungkapkan pandangan keliru mengenai syariah Islam, mengklarifikasi posisi perempuan dalam kerangka syariah Islam, dan menjelaskan jalan keluar atas masalah perempuan berdasarkan sistem Islam.
Kampanye syariah Islam oleh gerakan Hizbut Tahrir melibatkan seluruh Muslimah di dunia.
Baru-baru ini Hizbut Tahrir telah menyelenggarakan konferensi perempuan internasional yang melibatkan tokoh-tokoh Muslimah dari enam negara yakni Tunisia, Yordania, Inggris, Palestina, Turki, dan Indonesia.
"Bersatunya Muslimah dari berbagai penjuru dunia ini, termasuk dari Eropa, menunjukan bahwa perlawanan untuk menentang opini buruk tentang Islam dan tuntutan penerapan syariat Islam telah meluas ke seluruh dunia," kata Fika. (*/sun)