Bukittinggi, (Antara) - Taman Marga Satwa dan Budaya Kinatan (TMSBK) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, menyemprot dan penebangan ranting kayu yang dihinggapi ulat bulu karena telah meresahkan para pengunjung. Kepala Bidang TMSBK Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bukittinggi, Ikbal di Bukittinggi, Senin, mengatakan penyemprotan ini dilakukan bersama Dinas Pertanian bertujuan untuk membasmi hama ulat bulu jenis kepala kuning yang sejak beberapa hari lalu meresahkan para pengunjung. Disamping itu, imbuhnya, pihaknya juga membakar ranting kayu yang menjadi sumber bersarangnya ulat bulu, terutama di kawasan sudut belakang objek wisata kebun binatang, seperti kandang buaya dan ular, mengingat pada kandang itu banyak pepohonan berdaun rindang yang menjadi sasaran makanan bagi ulat bulu itu. Untuk membasmi ulat tersebut, katanya, pihaknya bersama petugas dengan peralatan masuk ke kandang untuk melihat sumber ulat bulu yang menyerang kawasan itu dengan memotong ranting dan membakar sehingga wabah ulat bulu dapat dimusnahkan. "Upaya ini dilakukan untuk mewujudkan kenyamanan para pengunjung," katanya. Ia mengatakan, apabila dibiarkan wabah ulat bulu ini akan semakin banyak dan tanpa disadari dapat menyerang para pengunjung. "Apalagi saat angin cukup kencang bulu ulat ini akan beterbangan dan hinggap ke baju, sehingga menyebabkan gatal," katanya. Menurut Ikbal, serangan ulat bulu ini bersifat musiman, karena pada tahun 2014 pernah juga terjadi sekitar bulan Februari dan wabah ulat ini sama jenisnya. "Ulat itu menyerang daun pepohonan kecil dan lunak. Sementara itu pohon yang memiliki daun yang keras tidak mereka serang," katanya. Pembasmian dengan cara penyemprotan dan membakar ranting kayu ini dinilai efektif dan telah dilakukan secara maksimal, termasuk membasmi sarang tempat bertelur ulat bulu yang berada di bawah dedaunan. Ia mengungkapkan, keberadaan ulat bulu ini diketahui pertama kali menyebar saat beberapa pengujung menderita gatal-gatal setelah tersentuh ulat bulu yang berjalan di pagar kandang empat hari yang lalu. "Sejumlah anak-anak wisatawan pengunjung objek wisata yang tengah melihat-lihat satwa berlarian ketakutan, begitu melihat ulat bulu berjalan di pagar-pagar kandang," katanya. Ia menyebutkan, secara berangsur ulat bulu berkepala kuning ini sudah dapat dibasmi, namun masih perlu dilakukan pengawasan, karena dari kasat mata keberadaannya kadang tidak terlihat. "Maka dari itu petugas akan selalu ditempatkan untuk melakukan pengawasan, sehingga wabah ulat bulu ini dapat dimusnahkan," katanya. (*/cpw6)

Pewarta : 172
Editor :
Copyright © ANTARA 2025