Walau sudah 69 Republik Indonesia tercinta merdeka bebas dari belenggu penjajahan 17 Agustus 1945, namun sebaliknya 2.600 jiwa warga masyarakat Nagari Garabak Data, Kecamatan Tigo Lurah, Kabupaten Solok mengaku merasa masih belum merdeka sepenuhnya.

    Disaat penduduk Nagari lain di wilayah penghasil bareh tanamo itu bisa menonton televisi dan hiburan lainya karena listrik PLN sudah mengalir di nagari mereka masing-masing, dengan akses sarana jalan beraspal dan pra sarana pnedukung lainya, tapi Nagari Garabak Data tetaplah nagari miskin yang terisolir.

   Potret kemiskinan dari ribuan penduduk nagari Garabak Data itu, berbanding terbalik dengan melimpahnya sumber daya alam berupa hasil ladang pertanian yang banyak terdapat di nagari terisolir yang penduduknya tersebar di tiga jorong tersebut.

    "Karena sejak dahulu nagari kami seperti dianaktirikan oleh Pemerintah Kabupaten Solok seperti juga mungkin nagari-nagari terisolir lainya di Kecamatan Tigo Lurah, maka tak salah kiranya jika masyarakat kami sampai saat detik ini masih merasa belum merdeka," kata Wali Nagari Garabak Data Fardinal di Arosuka, Senin.

    Sebagai contoh, katanya, sampai saat ini ribuan penduduk Garabak Data masih harus membawa barang sembako mereka menggunakan kuda beban, dengan ongkos biaya Rp1.500 per kilogram.

    Selain itu, imbuhnya, penduduk Garabak Data bahkan harus mengeluarkan ongkos angkutan ojek yang sangat mahal yakni Rp150 ribu dari ibukota Kecamatan Tigo Lurah di Nagari Batu Bajanjang.

    Itu semua, kata Wali Nagari Fardinal, dikarenakan sarana akses jalan ke Garabak Data yang sampai saat ini masih sebatas impian penduduk, disebabkan sangat minimnya sarana jalan untuk bisa sampai di nagari penghasil kopi, coklat karet, kapulaga dan lain sebagainya itu.

    Padahal, ia menambahkan, hampir sebagian besar kepala keluarga (KK) yang tersebar di tiga jorong di Nagari Garabak Data setiap KK memiliki 3.000 batang tanaman pohon kopi.

    Namun disebabkan sangat minimnya akses jalan yang bisa dijadikan urat nadi perekonomian, mengangkut dan memasarkan hasil panen tanaman kopi, kakao, karet dan kapulaga dari ladang perkebunan masyarakat, membuat masyarakat tak bisa menjual hasil panen ladangnya secara maksimal.

   Akibatnya, banyak hasil panen masyarakat yang terpaksa dijual dengan harga murah kepada toke tertentu yang datang ke ladang ladang masyarakat, yang mengakibatkan masyarakat harus merugi.

    Sebenarnya, ujar Fardinal, masyarakat Nagari Garabak Data sudah berharap banyak akan datang perubahan secara signifikan, ketika didapat kabar dari pusat pemerintahan daerah Kabupaten Solok di Arosuka.

Bahwa akan ada program Tentara Manunggal Masyarakat Desa atau TMMD, yang akan bergotong royong masal membuka akses pembangunan sarana jalan menuju Nagari Garabak Data direncanakan Mei 2015.

   Namun rupanya, kata dia, entah apa sebabnya, jalur lokasi program TMMD kerja sama TNI dengan Pemkab Solok itu, jalurnya diubah atau dialihkan ke Muaro Subiak Air, Nagari Batu Bajanjang.

   "Perubahan jalur lokasi TMMD tersebut yang rencananya sudah matang dan dipastikan ke nagari Garabak Data tahu tahu dirubah dengan begitu saja benar benar mengecewakan dan sangat melukai  perasaan hati seluruh masyarakat nagari Garabak Data," papar Wali Nagari Fardinal sambil geleng-geleng kepala karena merasa kecewa. 

Niat Pemerintah 

Terpisah salah seorang tokoh masyarakat Tigo Lurah Dani mengatakan, cerminan potret kemiskinan dan keterbelakangan ribuan penduduk di wilayah kecamatan setempat, khususnya masyarakat Nagari Garabak Data, sepertinya masih akan dialami oleh masyarakat sampai akhir nanti.

   "Listrik PLN tak ada pasar tak punya  jalan pun seadanya ribuan masyarakat Nagari Garabak Data mungkin juga masyarakat di nagari nagari terisolir yang lain yang masih ada di Kabupaten Solok sepertinya masih akan menanggung beban penderitaan hidup jauh dari layak berada didaerah terpencil yang msikin," katanya.

    Makanya, kata Dani, seperti juga yang diharapkan Wali Nagari Garabak Data Fardinal, masyarakat berharap Pemkab Solok mau lebih serius melakukan pembangunan di nagari tersebut dengan prioritas utama yang paling penting adalah membuka dan membangun akses sarana jalan menuju ke Nagari Garabak Data.

   Ribuan masyarakat setempat juga sangat berharap kepada wakil-wakil rakyat anggota DPRD khususnya yang berasal dari daerah pemilihan tiga meliputi Kecamatan Tigo Lurah dan kecamatan lainya, juga serius dan benar benar memperjuangkan aspirasi masyarakat Kecamatan Tigo Lurah umumnya dan Nagari Garabak Data khususnya.

    "Kalau Pemkab Solok tidak pernah serius memperhatikan dan membangun Nagari Garabak Data sebagai mana yang diharapkan masyarakat, dapat dipastikan selamanya penduduk Nagari Garabak Data akan merasa masih belum merdeka di negerinya sendiri Indonesia tercinta," pungkasnya. (*)


Pewarta : Riswan Jaya
Editor :
Copyright © ANTARA 2024