Masyarakat Tionghoa di kawasan perkampungan China, Kelurahan Pondok, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatra Barat, tak melewatkan memasang lampion-lampion merah yang bertuliskan huruf China, guna menyambut Tahun Baru Imlek 2563 yang jatuh 23 Januari 2012. Tak hanya lampion berbentuk bulat, lampion naga aneka ukuran juga dipajang pada sejumlah rumah masyarakat Tionghoa yang bertuliskan huruf China itu yang memiliki beragam makna. Intinya, doa mohon keberkahan di tahun yang baru. Kendati belum banyak persiapan, namun panitia perayaan Tahun Baru Imlek di kawasan Pondok Padang (Perkampungan Cina, red) sudah menyiapkan sejumlah tiang-tiang untuk persiapan bazar, dan aneka pertunjukan lomba, di gedung Himpunan Bersatu Teguh (HBT) Padang. Sekretaris (urusan keluar) HBT Padang Chandra Penata Long, mengatakan warga Tionghoa kini bertekad akan merayakan peringatan Tahun Baru Imlek penuh dengan kesederhanaan. "Tak ada yang istimewa, perayaan Tahun Baru Imlek 2012 tetap dirayakan bersama isteri dan anak-anak di rumah," ujarnya sesuai tanggalan internasional, Imlek 2563 jatuh pada shio Naga Air. Shio ini melambangkan kekuatan, kebaikan, keberanian, dan pendirian teguh. Naga juga merupakan lambang kewaspadaan dan keamanan dari semua makhluk mitologi China, dan makhluk yang tertinggi menjadi raja semua hewan di alam semesta. Menurut Chandra, sejak dahulunya beribu-ribu tahun silam, dimitoskan bahwa Naga merupakan mahluk sakral dalam agama Konghucu, atau sebagai simbol binatang yang paling kuat. "Karena itu naga selalu dipasang pada setiap tiang vihara, terutama pada tiang tempat sembahyang Dewa Langit," ujarnya dan diharapkan Shio Naga Air tahun ini tidak hanya kesuksesan pebisnis yang hanya berhubungan dengan unsur air saja, seperti transpotasi air, restoran sampai pedagang air minum isi ulang. Tapi Naga Air ini --sebagai fengsui, keberuntungan dalam agama Khonghucu-- bagi umatnya diharapkan dapat menjernihkan, mendinginkan berbagai permasalahan yang terjadi. Dijelaskannya, fengsui 'keberuntungan' itu bisa diterapkan mulai dari pembangunan rumah dengan pintu rumah yang harus dibuat sesuai sio Naga Air , dan tentunya akan berbeda lagi dengan sio tahun depan. Naga Air, katanya lagi, sesuai karakternya adalah hewan yang berwibawa, angkuh dan banyak raja-raja di Tiongkok dahulunya memberi lambang kerajaan dengan naga, baju kebesaran yang juga bergambar naga. "Konon, jika ada bayi yang lahir pada tahun naga ini, itu artinya sebuah lambang yang bagus bagi sang bayi dengan fengsui atau rezki yang bagus," ujarnya, sio-sio ini selalu menjadi sugesti atau semangat hidup paling kuat bagi warga Tionghoa. Sedangkan tiap pergantian shio itu disebut Tahun Imlek (Cia Gwee Che It) yang jatuh pada tanggal satu bulan pertama. atau tahun lunar, tahun yang dihitung berdasarkan peredaran bulan, dan dikombinasikan dengan peredaran matahari dan pergantian dari musim dingin ke musim semi. Selain itu, penanggalan China/Tionghoa terbagi menjadi 12 shio, yakni Tikus-Harimau-Naga-Kuda-Monyet-Anjing-Kerbau-Ular-Kambing-Ayam-Kelinci dan Babi. Hewan yang terdapat pada shio ini dilambangkan sifatnya. Kemudian terbagi lagi menjadi lima unsur, logam, kayu,air, api dan tanah. Pertemuan pada shio dan unsur yang sama bisa terjadi 60 tahun kemudian. Peringatan Tahun Baru Imlek di Padang diikuti oleh tiga organisasi warga China, seperti Himpunan Bersatu Teguh (HBT), Himpunan Tjinta Teman (HTT) dan Santo Yusuf. Selain itu juga organisasi warga dari delapan marga antara lain marga Tanju Hok, marga Tan, liem, dan lainnya. "Selain persiapan pemasangan lampion-lampion dominan warna merah itu, warga Tionghoa Padang juga menyiapkan amplop angpau bergambar naga dengan isian bervariasi yang terkecil Rp 50.000 sampai Rp1 juta per angpau pohon," ujarnya. Ia menambahkan, pada 15 hari berikutnya (setelah 23 Januari 2012) perayaan Tahun Baru Imlek masuk pada masa ' Cap Goh Me (lima belas atau malam kelima belas imlek yang terakhir). Pada masa cap goh me merupakan ini perayaaan yang cukup ramai. (*)

Pewarta : Frislidia
Editor :
Copyright © ANTARA 2024