Surau Lubuak Landua Nagari Aua Kuniang Kecamatan Pasaman Barat merupakan salah satu surau tertua yang ada di Pasaman Barat (Pasbar) yang ada sejak tahun 1921. Meskipun demikian, Surau ini hingga saat ini tetap eksis yang sudah dikenal sejah dahulu kala sebagai salah satu surau tempat pengembangan agama Islam. Melihat bangunan surau Lubuak Landua seolah-olah kita tidak percaya bahwa usia Surau ini sudah berumur lebih kurang 88 tahun. Dengan usia yang sudah mendekati satu abad, surau ini tetap kokoh berdiri meskipun masih berdindingkan papan. Bangunan ini sekokoh semangat untuk mengembangkan ajaran Agama Islam di Pasbar. Surau Lubuak Landua merupakan salah satu Surau yang terletak di Jorong di Kecamatan Pasaman, Pasbar. Lokasi tersebut berjarak kurang lebih 10 Km dari pusat kota Simpangempat, Ibukota dari Kabupaten Pasaman Barat. Menurut sejarah kabarnya penyebaran agama Islam di Pasbar salah satunya berada di Lubuak Landua. Dan ini dibuktikan dengan sejarah surau tua yang masih tetap berdiri kokoh yang hingga saat ini menjadi tempat masyararakat belajar agama Islam dan belajar silat yang keduanya tidak bisa dipisahkan di dalam belajar agama Islam sejak dulu kala. Menurut Syekh Mustafa Kamal, yang merupakan syekh ke-4 dari dari generasi Syekh Lubuak Landua mengatakan, surau ini telah ada sejak tahun 1921 silam yang didirikan oleh Buya Lubuak Landua I yakni Syekh Maulana Muhammad Basyir. Kepemimpinan Syak Lubuak Landua hingga saat ini terus berganti menurut keturunan yang ada Pada masa kepemimpinan Syekh Maulana Muhammad Basyir pembelajaran Islam lebih di fokuskan pada pengembangan ilmu tasawuf dan tarekat. Murid dari syekh ini diperkirakan berjumlah ratusan ribu orang yang tersebar di seluruh Indonesia . Syekh Muhammad Basyir ini juga merintis dimulainya ikan larangan di Pasbar yang berlokasi di sungai Surau Lubuak Landua. Beliau wafat pada tahun 1921, dalam usia 122 tahun. Wafatnya Buya Lubuak Landua I, kepemimpinan surau serta penyebaran agama Islam diamanahkan dan dilanjutkan kepada putra beliau yakni Buya Lubuak Landua II atau Syekh Muhammad Amin. Namun kepemimpinan beliau tidak berlangsung lama karena pada tahun 1927 Syekh Lubuak Landua II berpulang ke Rahmatullah. Syekh Abdul Majid Khalidi menjadi penerus kepemimpinan Syek Lubuak Landua selama kurang lebih 57 tahun, karena pada tahun 1984 beliau di panggil Allah SWT. Kepemimpinan surau kemudian dilimpahkan kepada adiknya yakni Syech Abdul Jabar. Beliau memimpin surau ini hanya lebih kurang sekitar 7 tahun sebelum wafat pada tahun 1991. Selanjutnya, kepemimpinan surau dilanjutkan oleh Buya Bahri hingga tahun 2008, dan kemudian diamanahkan kepada Syekh Mustafa Kamal yang hingga kini masih memimpin surau dalam mengembleng para jamaah mendalami Islam sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Sunah Rasul. Sejak dahulu kala, kata Syekh Mustafa Kamal Surau Lubuak Landua dijadikan pengikutinya sebagai tempat ritual berdoa dan berzikir atau melakukan Suluak. Ibadah Suluak merupakan suatu kegiatan ibadah kepada Allah SWT di dalam surau untuk mendapatkan petunjuk dari-Nya dengan cara mengurung diri di tempat yang berukuran kecil yang tertutup dengan kain. Cara ini bertujuan agar ibadah mereka dapat lebih khusuk dalam melakukan ibadah atau berzikir. "Hingga saat ini tradisi Suluak masih berlangsung dan menjadi Surau yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat untuk beribadah,"terang Syek Mustafa Kamal. Meski sudah dimakan usia namun surau ini masih tetap kokoh berdiri dan masih dijadikan sebagai tempat menimba ilmu bagi masyarakat. Surau dan makam Buya Lubuak Landua I selalu ramai dikunjungi banyak orang. Selain dijadikan sebagai tempat beribadah, tidak sedikit pula diantara mereka yang meminta doa di makam makam Buya Lubuak Landua I tersebut. Hingga kini surau ini masih terus dirawat sebagai upaya pelestarian sejarah dan tujuan wisata religi sebagai masjid tua kebanggaan warga Pasbar. Pemkab Pasbar sendiri juga menjadikan Surau Lubuak Landua sebagai tempat wisata religi andalan Pasbar. Tidak Surau dan makam saja yang dikunjungi masyarakat,ikan lubuk larangan yang didirikan oleh Syekh Basyir ini konon telah berusia ratusan tahun sangat rame dikunjungi oleh masyarakat. Diperkirakan usia lubuk Ikan larangan sama dengan usia surau. Namun,ikan yang berada di lubuk larangan ini sampai sekarang ikan tersebut tidak pernah diambil. Apabila ada yang mencurinya, mereka tersebut akan sakit bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karenanya,hingga kini air di lubuk larangan ini dipercaya banyak orang bisa menyembuhkan penyakit.(***)

Pewarta : Altas Maulana
Editor :
Copyright © ANTARA 2024