Hamparan air danau berwarna biru itu begitu indah dan tenang, seperti bentangan karpet yang menarik siapa saja betah duduk berlama-lama menikmati suasananya diiringi hembusan semilir angin menerpa tubuh.
Sejauh mata memandang yang terlihat hanya hamparan birunya air danau yang tenang, seolah berkata lupakan semua penat itu disini.
Tempat itu bernama Danau Maninjau, satu perairan seluas 9.950 hektar, dikelilingi dua gunung yaitu Gunung Tandikat dan Gunung Singgalang semakin menambah keindahannya.
Pada danau yang tenang itu juga terdapat beberapa pulau dengan luas ratusan meter serta tiga kawah utama dengan sejumlah ekosistem yang berada di dalamnya.
Danau terletak di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumbar itu, merupakan bekas kawah, dengan bagian luar dinding bekas kawah saat ini merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan 15 sampai 100 persen.
Saat ini, kemiringan tersebut menawarkan suasana hijau dan telah menjadi kawasan suaka alam dan wisata Maninjau Utara - Selatan dan di dalamnya masih ada aktivitas belerang serta sumber air panas.
Semua potensi itu, semakin membuat danau tersebut makin ramai dikunjungi para wisatawan terutama ketika hari Minggu dan hari libur nasional lainnya.
"Tempat ini begitu nyaman dan tenang, duduk disini bisa menghilangkan semua penat pikiran akibat rutinitas pekerjaan," kata wisatawan domestik asal Kota Bukittinggi, Resti Yava Revi.
Menurut dia, semakin lama duduk memandang hamparan tenang birunya air danau itu, bisa membuat tertidur ditambah lagi semilir angin lembut yang menyapa tubuh.
"Pokoknya nyamannya tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata," katanya beberapa waktu lalu.
Resti mengaku sering berwisata ke lokasi tersebut karena lokasinya mudah dijangkau, baik angkutan umum maupun pribadi.
Pengunjung bisa dengan mudah mencapai lokasi itu melewati dua jalur jalan darat, yakni dari Kota Padang, melewati Lubuk Basung, dan dari Kota Bukittinggi melewati Kelok 44.
Sejumlah angkutan umum seperti travel, taksi dan bus umum bisa disewa untuk mengatarkan pengunjung ke sekitar kawasan danau itu, dengan biaya murah berkisar Rp150 ribu hingga Rp200 ribu satu trip.
Untuk bersantai, pada sekitar kawasan danau tersebut, banyak pepohonan rindang dan batu besar yang bisa dijadikan tempat bersantai menikmati keindahan danau.
Bagi pengunjung yang ingin mengitari tepian danau itu juga disediakan "biduk" atau sampan kecil yang bisa membawa dua hingga empat orang untuk berputar-putar di danau itu, dan biayanya cukup murah Rp15.000 untuk satu sampan.
Khusus kuliner dipastikan tidak ketinggalan enaknya. Pada sisi kiri dan kanan danau itu menawarkan hidangan makanan khas Sumbar, di antaranya rendang, dan juga aneka jenis ikan keramba yang segar dipadu bumbu menarik.
Bisa dibayangkan makan sambil menikmati tenangnya air danau yang tentu saja akan menambah nafsu makan.
Paralayang
Satu kawasan yang tidak kalah menarik di sekitar danau cantik ini adalah Puncak Lawang yang berada di atas ketinggian sekitar 1.210 meter diatas permukaan laut.
Pada ketinggian ini, pengunjung bisa menikmati keindahan memukau kawasan Danau Maninjau, gunung, perbukitan dan juga Samudra Indonesia.
Perpaduan gunung, bukit, lembah, dataran dan danau serta pantai, menjadikan kawasan ini lukisan alam yang tidak terkira menawannya, dan menjadi satu objek menarik bagi para turis mancanegara yang berkunjung ke daerah ini.
Danau Maninjau kini telah menjadi satu objek pariwisata Internasional. Jumlah wisatawan mancanagera terutama asal dari Eropa dan Amerika, ditambah dari Asia seperti Jepang, Australia, tahun demi tahun terus meningkat.
Tujuan mereka paling utama yakni berolahraga paralayang sambil menikmati keindahan danau dari Puncak Lawang, kawasan tertinggi di Kabupaten Agam itu.
Khusus Pararayang hampir tiap tahun selalu ada ivent nasional maupun internasional membuat objek wisata ini semakin terkenal.
Kepala Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Sumbar, James Hellyward, menyebutkan, ragam keindahan yang ditawarkan di sekitar Danau Maninjau itu menjadi satu tujuan utama para penikmat olahraga paralayang dari seluruh dunia.
Sambil melayang-layang bebas di udara dan menjelang mendarat di Bayur, tepian Danau Maninjau, semua keindahan surga dunia itu semakin nyata terlihat dari ketinggian.
"Suasana itu yang dicari, sehingga mereka jauh-jauh datang ke daerah ini," katanya.
Sejumlah fasilitas pendukung terutama hotel dan restoran kini semakin bermunculan di sekitar kawasan tersebut, belakangan bahkan, penduduk juga menyewakan juga rumahnya untuk tempat tinggal sementara para turis.
Jadi tunggu apalagi, kenapa tidak datang segera, semua keindahan itu terlukis di Danau Maninjau. (***)
Hamparan Karpet Biru Itu Bernama Danau Maninjau
Paralayang di Puncak Lawang tidak hanya ditujukan bagi para penikmat olahraga paralayang.(Maril Gafur)