Siapa yang menyangka, seorang mahasiswa Diploma III Fakultas Kebidanan, Stikes Piala Sakti Pariaman ini punya perhatian besar terhadap dunia pariwisata, terutama pariwisata di Kabupaten Padang Pariaman.
Hal itulah yang mendorong gadis bernama lengkap Tri Dewianti Pangabean ini untuk mengikuti kontes Cik Ajo dan Cik Uniang Padang Pariaman hingga dua kali, dan akhirnya pada tahun 2006 dapat dirinya meraih Cik Uniang Favorit serta tahun 2008 mendapatkan posisi harapan II.
"Dengan ikut kontes itu, Dewi bisa mengenal dan mendalami mengenai pariwisata, budaya, adat dan istiadat di Padang Pariaman," ungkapnya menjawab apa motivasinya mengikuti iven yang serupa dengan Uda-Uni tersebut.
Meskipun demikian, Dewi memiliki pandangan berbeda mengenai pariwata di Padang Pariaman. Gadis kelahiran Bengkulu 15 Juli 1987 ini melihat banyak objek wisata yang tidak tertata dan harus dikembangkan. Dia melihat banyak sumber daya alam di Padang Pariaman yang belum mendapat perhatian pihak terkait.
"Sebenarnya sumber daya alam Padang Pariaman banyak, tetapi pengelolaannya belum maksimal, perlu pembenahan lagi. Objek pariwisata banyak yang harus dikembangkan, seperti pariwisata bahari," katanya.
Dia melihat kenyataan yang ada, Padang Pariaman yang memiliki pantai luas dan gugus pulau belum dikelola secara maksimal, saking banyaknya malah menjadi terbengkalai. Apalagi kini akses jalan yang benar-benar vital, yakni dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) menuju Padang Pariaman terputus.
Padahal, kata dia, dari sanalah akses pengunjung datang ke kawasan seribu pohon kelapa itu. Maka dia berharap, agar pihak terkait memperhatikan beberapa hal yang terlupakan, jangan malah menciptakan hal baru yang malah bakal merepotkan dan menambah masalah baru.
"Seperti pembangunan Water Boom, memang kondisi dan potensi alamnya bagus, tapi lebih baik dikelola potensi yang ada, tidak dobel-dobel," tukasnya.
Setidaknya, hal itulah yang membuat Dewi berkeinginan kembali mengikuti kontes Cik Uniang dan Cik Ajo tahun ini, agar mendapat kesempatan menjadi duta wisata Padang Pariaman sekaligus berperan membangun pariwisata di daerah tersebut.
Dengan motivasi itu, hingga kini Dewi tetap menjaga prestasinya di bidang pendidikan. Betapa tidak, ternyata Dewi yang pernah mengikuti Jambore Nasional itu selalu meraih juara satu, sejak dari SD hingga duduk di Perguruan Tinggi.
Bahkan kini, dia dapat meringankan beban orangtuanya dengan membiayai kuliahnya sendiri lantaran mendapatkan beasiswa. Tidak heran, modal itu membuat Dewi ikut andil dalam mengembangkan pariwisata di Kabupaten Padangpariaman. (Iggoy el Fitra/wij)