Kabanjahe, Sumut, (Antara Sumbar) - Bupati Agam Indra Catri, memberikan trauma healing kepada pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Pada saat itu, bupati menghibur dan mengajak berbicara warga yang ada di salah satu pengungsian.
Bupati meminta kepada pengungsi agar tabah dalam menghadapi bencana tersebut, karena bencana ini akan berlalu.
Sebelumnya, bupati menyerahkan uang tunai sebesar Rp118.518.500, sayur sebanyak 2,5 ton, beras 5,4 ton, pakaian 19 goni, mie instan 19 dus dan lainnya.
bantuan yang diberikan ini bentuk partisipasi dan kepedulian masyarakat Kabupaten Agam yang dihimpun selama dua hari di sekolah, masyarakat dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Agam.
"Ini spontanitas masyarakat dan PNS Kabupaten Agam, karena masyarakat Kabupaten Agam sangat merasa derita yang dialami masyarakat Kabupaten Karo," kata bupati. (ari)
--
Selain Menyerahkan Bantuan, Agam Juga Belajar Penanganan Korban Erupsi
Kabanjahe, Sumut, (Antara Sumbar) - Bupati Agam Indra Catri, mengatakan, selain menyerahkan bantuan, rombongan dengan jumlah 90 orang juga melakukan studi banding untuk mempelajari mitigasi penanganan korban erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
"Kita kesini tidak hanya menyerahkan bantuan, tetapi untuk mempelajari i penanganan korban erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, karena daerah kita juga memiliki gunung api yang aktif," kata bupati.
Menurut bupati, studi banding ini bertujuan agar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Trasmigrasi, Dinas Kesehatan, camat dan lainnya untuk mengetahui langkah apa saja yang akan diambil.
Lalu, bisa menanggulangi bencana erupsi Gunung Merapi saat mengeluarkan awan panas.
"Dengan studi banding itu, maka SKPD terkait bisa melakukan tindakan apabila gunung merapi mengeluarkan awan panas," katanya.
Selain itu, bupati meminta BPBD Kabupaten Agam untuk membuat peta evakuasi dan memasang di daerah rawan letusan Gunung Merapi itu yakni, Kecamatan Canduang, Sungai Pua, Banuhampu, Baso dan Ampek Angkek.
"Ini bertujuan agar masyarakat dengan mudah menyelamatkan diri saat gunung merapi itu mengeluarkan awan panas," katanya. (ari)