BBM Langka, Warga Tuapejat Resah

id BBM Langka, Warga Tuapejat Resah

BBM Langka, Warga Tuapejat Resah

BBM Langka di Tuapejat, Mentawai.

Tuapejat, (Antara) - Warga Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai resah karena Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya premium sudah hampir dua pekan langka di daerah itu.Yon (32) tukang ojek yang biasa mangkal di simpang Mapadegat, Sipora Utara, Minggu, menyebutkan dia sudah hampir satu minggu ini tidak menarik ojeknya karena tidak adanya bahan bakar minyak jenis premium, bahkan persediaan BBM jenis pertamax yang biasanya dijual secara eceran dengan harga mencapai Rp20 ribu per liter saat premium langka juga sudah tidak ada terlihat lagi."Saya sudah seminggu gak ada narik ojek, minyak gak ada, kemarin masih terlihat ada yang jual pertamax tapi harganya Rp20 ribu seliter, tapi hari ini pertamaxpun sudah gak ada yang jual," katanta.Eri Panalis (51) warga Tuapejat mengatakan, mahal dan langkanya harga BBM jenis premium dan pertamax di Tuapejat sudah terjadi sejak dua pekan lalu. Ia menuding mahalnya harga BBM di daerahnya karena tidak ada kejelasan sistem pendistribusian BBM khususnya di Tuapejat."Kalau BBM mahal itu sudah wajar mungkin karena kita di kepulauan, yang hanya menggantungkan suplai minyak dari Padang kalau ada kapal minyak datang, tapi ini sudah keterlaluan, bahkan BBM jenis pertamax pun sudah kandas," katanya.Ia mengharapkan pemkab setempat segera turun tangan dan dapat memberikan solusi masalah BBM di Mentawai, khususnya di Tuapejat sebagai ibu Kabupaten Mentawai, karena dikuatirkan jika warga sudah mulai resah bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan."Biasanya saat premium habis, di penjual eceran ada pertamax, meskipun dijual sampai Rp20.000 perliter tetap dibeli warga. Tapi sekarang benar-benar tidak ada BBM sama sekali, dan anehnya belum ada tindakkan apapun dari pemerintah," katanya.Di Tuapejat, atau di seluruh Mentawai pada umumnya memang belum ada SPBU, dan biasanya, kata Eri, saat kapal penyuplai minyak milik agen penyalur minyak dan solar (APMS) sebagai perwakilan dari Pertamina datang langsung di tampung oleh para agen di Pangkalan dengan harga sesuai harga eceran terendah (HET) yang dikeluarkan Pemkab Mentawai yaitu untuk Premium Rp6 ribu dan Pertamax Rp13 ribu. Namun dalam praktiknya APMS lebih banyak menjual langsung kepada subagen atau pangkalan di bawahnya, dan di pangkalan pun BBM itu tidak pernah bertahan tiga hari, dan wargapun hanya dilayani penjual BBM eceran dengan harga tinggi."Sebetulnya kepentingan warga kan harus diutamakan, di sini ada nelayan yang perlu solar untuk melaut, ada banyak tukang ojek, ini yang harus disikapi pemerintah, masa ya harus sabar terus," katanya. (dio)