Kota Padang (ANTARA) - Staf Khusus (Stafsus) Menteri Agama (Menag) RI Bidang Kerukunan Umat Beragama, Pengawasan dan Kerja Sama Luar Negeri Gugun Gumelar menegaskan pentingnya implementasi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) untuk mencegah perundungan anak didik di lingkungan sekolah.
"Kurikulum Berbasis Cinta adalah kurikulum yang menumbuhkan kasih sayang antara guru dan murid," kata Gugun Gumelar saat memberikan pembinaan ASN Kantor Wilayah Kemenag Sumatera Barat, di Padang, Senin.
Gugun Gumelar mengatakan KBC mengajarkan anak didik untuk menjaga toleransi, menyayangi dan tidak membiarkan fanatisme terhadap agama. Gagasan ini lahir untuk mendorong lahirnya layanan pendidikan yang menyejukkan serta inklusif di ranah pendidikan.
Kementerian Agama menyusun KBC sebagai jawaban terhadap tantangan global yang semakin kompleks. Sebab, berbagai bentuk kekerasan mulai menyusup masuk ke ruang-ruang belajar. Di saat bersamaan, pendidikan seharusnya memperluas ruang dialog dan menciptakan komunikasi yang ramah antarsesama.
"Jadi, Kurikulum Berbasis Cinta ini salah satu respons dalam menjawab tantangan global hari ini," kata dia.
Dalam kunjungannya ke Ranah Minang, Gugun turut menyampaikan pentingnya korelasi antara KBC dengan visi kemanusiaan yang terus disuarakan oleh Presiden Prabowo di berbagai forum internasional.
"Pak Prabowo selalu menyampaikan bahwa humanity is first, humanity is number one, humanity is above all. Kemanusiaan adalah prioritas tertinggi," kata dia menyampaikan ulang pesan kepala negara.
Ia berharap arah kebijakan Kementerian Agama termasuk Asta Protas dan berbagai program transformasi dapat terus memperkuat kerukunan, menghadirkan keadilan, kesetaraan dan kesejahteraan.
"KBC ini kita harapkan memberi dampak nyata bagi pendidikan dan kemanusiaan," ujar Gugun.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Stafsus Menag tegaskan Kurikulum Berbasis Cinta cegah perundungan
