Sawahlunto fasilitasi ruang inklusi budaya bagi anak disabilitas

id ruang inklusi budaya bagi anak disabilitas sawahlunto,emerintah Kota Sawahlunto,Sawahlunto, Sumatera Barat,Lomba Memasak Bekal Ceria

Sawahlunto fasilitasi ruang inklusi budaya bagi anak disabilitas

Wali Kota Sawahlunto Riyanda Putra bersama anak-anak 'istimewa' yang mengikuti lomba memasak bekal ceria di Museum Gudang Ransum. (Antarasumbar/HO-Prokopim Sawahlunto)

Sawahlunto (ANTARA) - Pemerintah Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, membuka ruang inklusi budaya bagi anak-anak disabilitas melalui kegiatan edukatif dan ekspresif dalam program “Lomba Memasak Bekal Ceria” yang digelar oleh Dinas Kebudayaan, Peninggalan Bersejarah, dan Permuseuman dengan dukungan DAK Nonfisik Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) Permuseuman tahun 2025.

Kegiatan yang diikuti 33 anak disabilitas dari enam Sekolah Luar Biasa (SLB) tersebut menjadi wadah bagi peserta untuk mengekspresikan diri, melatih kemandirian, dan menumbuhkan karakter sosial melalui praktik memasak yang dikaitkan dengan nilai-nilai budaya lokal.

“Kami ingin memastikan bahwa museum bukan hanya tempat menyimpan benda bersejarah, tetapi juga ruang hidup yang terbuka bagi semua warga, termasuk anak-anak disabilitas. Melalui kegiatan ini, mereka bisa menampilkan kreativitas dan membangun rasa percaya diri,” kata Kabid Warisan Budaya dan Permuseuman Dinas Kebudayaan Sawahlunto, Debbie Hallen, di Sawahlunto, Kamis.

Ia menyebut kegiatan ini juga melibatkan 11 guru pendamping dari enam SLB, dengan total hadiah senilai Rp7 juta.

Anak-anak diminta menyiapkan menu sederhana yang sehat dan menarik sebagai bagian dari pembelajaran kontekstual berbasis budaya lokal.

“Dukungan dari DAK Nonfisik BOP Permuseuman ini sangat membantu kami menghadirkan kegiatan inklusif yang memberi ruang edukatif dan sosial bagi anak-anak disabilitas,” katanya.

Selain lomba memasak, kegiatan museum juga menampilkan pameran mini interaktif bertema budaya lokal yang dirancang ramah disabilitas dengan pendekatan visual dan naratif agar mudah dipahami anak-anak.

Program ini menjadi salah satu strategi pemerintah daerah dalam memperkuat akses inklusif terhadap kebudayaan.

Wali Kota Sawahlunto Riyanda Putra mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai langkah nyata pemerintah dalam memastikan semua warga mendapat kesempatan setara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kebudayaan.

“Kegiatan ini sejalan dengan upaya membentuk karakter anak-anak istimewa yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan lingkungan. Melalui pendekatan budaya, mereka belajar memahami kerja sama, disiplin, dan nilai kemanusiaan dengan cara yang menyenangkan,” kata Riyanda.

Ia menegaskan, Pemkot akan terus mendorong kegiatan serupa agar kebudayaan dapat menjadi ruang pembelajaran yang hidup, bukan sekadar seremoni. Pemerintah juga akan memperkuat kolaborasi dengan sekolah dan komunitas agar anak-anak disabilitas semakin percaya diri dan berdaya di tengah masyarakat.

Langkah inklusif yang diambil Sawahlunto ini sejalan dengan semangat Astacita Indonesia Emas, yang menempatkan kebudayaan sebagai fondasi karakter bangsa dan instrumen pemberdayaan sosial.

Melalui pendekatan yang adaptif dan partisipatif, kebudayaan di Sawahlunto tidak hanya diwariskan, tetapi juga dihidupkan kembali sebagai ruang empati dan solidaritas bagi semua kalangan.

Pewarta :
Editor: Antara Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.