Lubuk Basung (ANTARA) - Bupati Agam, Sumatera Barat Benni Warlis meminta petani dan masyarakat untuk melaporkan distributor dan pengencer yang menjual pupuk diatas Harga Eceran Tertinggi ke Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) setempat.
"Segera laporkan ke KP3 Agam bagi distributor dan pengencer yang menjual pupuk diatas HET, karena ini merugikan petani," kata Benni Warlis di Lubuk Basung, Kamis.
Ia mengatakan HET untuk pupuk urea sebesar Rp2.250 per kilogram atau Rp112.500 per goni berat 50 kilogram dan pupuk NPK Ponska Rp2.300 per kilogram atau Rp115.500 per goni.
Saat ini, tambahnya tidak ada lagi pupuk dijual diatas HET dan apabila dijual diatas HET maka akan diberikan sanksi oleh Pupuk Indonesia
"Kita telah melakukan koordinasi dengan Pupuk Indonesia Sumbar, Pupuk Indonesia Pusat dan Kementerian Pertanian untuk menyikapi ini," katanya.
Ia mengatakan tidak ada alasan bagi distributor maupun pengecer untuk menaikkan harga, karena semua komponen biaya operasional sudah termasuk dalam struktur HET.
Untuk itu, ia meminta Pupuk Indonesia untuk segera mengevaluasi distributor yang terbukti melanggar, bahkan mempertimbangkan untuk mencabut penunjukan distributor yang tidak patuh.
“Pada dasarnya distributor merupakan tanggung jawab dari pihak Pupuk Indonesia. Kalau ditemukan distributor yang nakal, maka harus ada tindakan tegas,” katanya.
Sebelumnya KP3 Agam menemukan lima dari enam distributor pupuk subsidi di daerah itu menjual produknya diatas HET dan diusulkan untuk ditindak oleh Pupuk Indonesia.
“Kami sangat menyayangkan, karena hasil monitoring di delapan kecamatan ditemukan pelanggaran dimana lima distributor menjual pupuk diatas HET dan ini laporan dari KP3 Agam," katanya.
Pemerintah Kabupaten Agam menunjukkan keseriusannya dalam menindak praktik nakal di sektor distribusi pupuk, sekaligus memastikan bahwa bantuan subsidi dari negara benar-benar sampai kepada para petani yang membutuhkan.
