Padang (ANTARA) - Asosiasi Fastener Indonesia (AFI) memaparkan dampak rencana kebijakan penghapusan kuota impor seperti masuknya produk impor dengan harga dumping.
"Rencana penghapusan kuota impor dapat mengakibatkan masuknya produk impor dengan harga dumping," kata Ketua Umum AFI Rahman Tamin melalui keterangan tertulis yang diterima Senin.
Selain itu, kebijakan tersebut juga dapat menimbulkan tidak adanya kendali terhadap volume dan spesifikasi impor, penurunan utilisasi kapasitas industri lokal serta terancamnya kelangsungan investasi dan penyerapan tenaga kerja.
Pelonggaran ketentuan Tingkat Komponen Dalam Negeri dapat berdampak pada menurunnya insentif penggunaan produk lokal yang selama ini menjadi daya dorong utama tumbuhnya industri komponen dalam negeri.
Pelonggaran ketentuan TKDN menurut AFI juga dapat berdampak tergerusnya daya saing produsen lokal yang harus bersaing dengan produk impor tanpa adanya keunggulan preferensi TKDN, kontradiksi terhadap semangat substitusi impor yang selama ini menjadi prioritas strategis pemerintah.
AFI juga menyoroti subsidi ekspor barang jadi oleh China mengakibatkan dampak yang dirasakan, antara lain produk lokal kalah bersaing dari sisi harga, margin keuntungan terus menurun serta kelesuan investasi di sektor manufaktur fastener.
Menyikapi potensi itu, AFI memberikan beberapa usulan kepada Menteri Perindustrian di antaranya meninjau kembali kebijakan penghapusan kuota impor, menolak atau menunda pelonggaran kebijakan TKDN serta mengadvokasi kebijakan imbal balik terhadap negara mitra dagang seperti China.
Tak hanya itu, AFI juga menyarankan Menteri Perindustrian untuk memberikan insentif fiskal bagi produsen lokal, memperkuat SNI wajib dan mekanisme pengawasan barang impor, serta menyusun peta jalan penguatan industri hulu dan hilir fastener nasional.