Presiden China desak BRICS jadi kekuatan stabilisasi perdamaian

id KTT BRICS

Presiden China desak BRICS jadi kekuatan stabilisasi perdamaian

Presiden Xi Jinping berbicara dalam KTT ke-16 BRICS di Kazan, Rusia pada Rabu (23/10). (ANTARA/HO-Kementerian Luar Negeri China)

Jakarta (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping menekankan bahwa tidak boleh ada lagi penderitaan dan kehancuran di Palestina dan Lebanon, serta menyerukan kepada negara-negara anggota BRICS untuk menjadi kekuatan stabilisasi perdamaian.

“Kita harus maju bersama untuk membentuk kekuatan stabilisasi perdamaian dan mencari solusi untuk mengatasi gejala dan akar masalah titik panas,” kata Xi kepada para peserta KTT format blok BRICS yang diperluas yang diadakan di kota Kazan, Rusia barat daya, Kamis.

Presiden Rusia, Vladimir Putin termasuk di antara para pemimpin KTT BRICS di mana pemimpin China tersebut menegaskan kembali seruannya untuk mengakhiri perang antara Moskow dan Kiev.

Rusia melancarkan "operasi khusus" terhadap Ukraina pada Februari 2022. Ratusan ribu orang telah terbunuh sementara jutaan orang terpaksa mengungsi.

Sehari sebelumnya, Xi menyerukan de-eskalasi antara Rusia dan Ukraina karena perang telah berlangsung selama tiga tahun.

"Kita perlu terus mendorong gencatan senjata di Gaza, meluncurkan kembali solusi dua negara dan menghentikan penyebaran perang di Lebanon. Seharusnya tidak ada lagi penderitaan dan kehancuran di Palestina dan Lebanon,” tegas Xi.

Menyoroti isu perluasan blok ekonomi baru, Xi memperluas dukungan China terhadap keterlibatan lebih besar negara-negara Selatan terkait urusan BRICS.

“Kebangkitan kolektif negara-negara Selatan merupakan tanda yang jelas dari perubahan besar di dunia,” ucap Xi.

“Ini adalah peristiwa besar dalam sejarah dunia dan pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam proses peradaban manusia dimana negara-negara Selatan secara bersama-sama bergerak menuju modernisasi,” tambah pemimpin China itu.

Xi menyampaikan pidato pada hari terakhir KTT BRICS dengan puncak acaranya adalah pertemuan dalam format BRICS Outreach/Plus.

Pertemuan tersebut mencakup negara-negara yang bukan anggota BRICS tetapi berminat untuk memperkuat hubungan mereka dengan blok ekonomi tersebut.

Komite penyelenggara BRICS telah mengumumkan bahwa 36 negara akan menghadiri pertemuan tersebut, dengan 22 diwakili oleh kepala negara, termasuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Sumber: Anadolu

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Xi Jinping desak BRICS jadi kekuatan stabilisasi perdamaian