Padang Aro (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatra Barat meninjau dan melihat progres desa korporasi sapi di Kabupaten Solok Selatan dari 18 penerima program Kementerian Pertanian.
"Kalau kami lihat dari progres perkembangan disini ada Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) salah satu penyebab pengurangan populasi, namun demikian yang di lihat adalah dinamika Keltan dan manajemen pengelolaan," kata Kepala Disnak Keswan Sumbar, Sukarli, di Padang Aro, Kamis.
Disnak Keswan Sumbar katanya, mencoba mendampingi kemudian mencari solusi ke depan sehingga tujuan dari korporasi ini adalah membangun kolaborasi.
Salah satu yang sangat penting adalah peran pemerintah kabupaten, provinsi dan Kementan, kemudian melihat kesiapan masyarakat yang menerima sapi dalam jumlah banyak satu Keltan.
Hal ini katanya, menjadi evaluasi bersama dan masukan bagi Kementan secara umum sehingga tujuan memberdayakan masyarakat tercapai.
"Kami ingin memastikan masyarakat betul-betul masyarakat mampu dan mau," ujarnya.
Terkait pola kandang koloni katanya, tidak bisa diterapkan di Solok Selatan seperti yang disampaikan pak Bupati.
"Mungkin peternak dikelompokkan tapi pemeliharaan bisa secara individu sehingga tanggungjawabnya adalah individu untuk mendukung kelompok," katanya.
Untuk peningkatan kapasitas SDM peternak bakal dilibatkan akademisi dalam pengelolaan dan pemberdayaan peternak, Perbaikan Manajemen.
Pihaknya saat ini masih dalam tahap pembenahan manajemen dan belum untuk memberikan program untuk tahap kedua.
"Sekarang apa yang kurang kami fasilitasi dan kelembagaan SDM dilatih juga karena bisnis butuh proses," katanya.
Bantuan tahap awal ada 500 ekor sapi tahun 2021 untuk lima Keltan di Solok Selatan dan sekarang dilakukan evaluasi dengan tujuan meningkatkan taraf hidup peternak.
Bupati Solok Selatan, Khairunas dan jajaran melakukan diskusi tentang membangun peternakan dari hulu sampai hilir dengan pelibatan stakeholder (pemerintah, akademisi, awasta/pelaku usaha/peternak) dan peran media dalam mendukung peternakan dan pemasaran di kantor bupati setempat.
Selain itu, diskusi dan evaluasi pengembangan kawasan korporasi peternakan juga melibatkan, Kepala Dinas Pertanian Solsel, Nurhayati, kelompok tani (Keltan) Saiyo, Satujuan, Muda Tani, Sungai Pauh Sepakat dan keltan Harapan Basamo, Pendamping Koperasi Produsen Sangir Sarumpun Sejahtera serta Penyuluh pertanian.
Berita Terkait
Pemprov Sumbar tinjau progres desa korporasi sapi di Solok Selatan
Minggu, 23 Juni 2024 20:13 Wib
PLN dinobatkan jadi korporasi terpopuler di media arus utama versi SPS
Selasa, 15 Agustus 2023 15:17 Wib
Kemenkumham Sumbar minta korporasi transparan soal pemilik manfaat
Selasa, 2 Mei 2023 19:55 Wib
PLN Group raih 4 penghargaan transparansi emisi korporasi 2022
Senin, 25 April 2022 11:05 Wib
Mengkaji konsep Bung Hatta: petani hingga koperasi berskala BUMN
Jumat, 20 November 2020 9:56 Wib
PLN gandeng BNPT, lindungi aset human capital korporasi
Selasa, 17 November 2020 14:34 Wib
Dolar AS jatuh, pengumuman obligasi korporasi Fed picu pengambilan risiko
Selasa, 16 Juni 2020 8:11 Wib
Erick Thohir: tata kelola korporasi BUMN kunci raih investor
Senin, 13 Januari 2020 20:28 Wib