Lubukbasung (ANTARA) - Ketua DPRD Kabupaten Agam, Sumatera Barat Novi Irwan menerima perwakilan tenaga kesehatan terkait menyampaikan tuntutan mereka tentang penolakan Rancangan Undang-undang (RUU) Kesehatan Omnibus Law di ruangannya, Senin (8/5).
Kedatangan perwakilan organisasi profesi kesehatan berupa Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Agam dr Elvera Susanti didampingi pengurus IDI Wilayah Sumatera Barat dr. Aladin dan sejumlah perwakilan pengurus organisasi tenaga kesehatan lainnya yang disambut langsung oleh Ketua DPRD Agam Novi Irwan, turut mendampingi Wakil Ketua DPRD Agam Suharman, Irfan Amran, Ketua Komisi IV Guswardi, anggota Komisi IV Erdwar, Wakil Ketua Komisi II Alhamdi Arif dan Sekretaris DPRD Agam Villa Erdi.
"Aspirasi dari Nakes yang tergabung dalam empat organisasi profesi tersebut bakal kita sampaikan ke pemerintah pusat," kata Novi Irwan di Lubukbasung, Senin.
Ia mengatakan, secara otentik pihaknya memang belum menerima draft RUU tersebut.
Kendati demikian, ia bakal memastikan untuk meneruskan sejumlah aspirasi yang disampaikan Nakes di Agam kepada pemerintah pusat maupun DPR RI.
“Tugas kami untuk menerima dan juga mendengarkan aspirasi. Ini menjadi tugas kami untuk meneruskan berkaitan dengan hal-hal yang menjadi kekhawatiran organisasi profesi. Insya Allah, akan kami sampaikan ke pusat,” katanya.
Legislator dari Partai Gerindra itu berharap agar kerjasama tidak hanya menyangkut kepentingan organisasi profesi kesehatan saja, tetapi diharapkan semakin terbuka dalam kerjasama untuk memperjuangkan hal-hal aspek-aspek lain yang menyangkut perlindungan kesehatan masyarakat pada umumnya.
Sementara Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Agam, dr. Elvera Susanti menambahkan ini dalam menyuarakan sejumlah kekhawatiran terkait kepengurusan profesi tenaga kesehatan, salah satunya tidak adanya perlindungan hukum bagi Nakes.
"Kita datang ke sini agar DPRD bisa menyampaikan aspirasi kami ke DPR RI agar RUU Kesehatan Omnibus Law dibatalkan, karena bisa mengancam hilangnya hak-hak tenaga kesehatan terhadap perlindungan payung hukum serta kode etik kami dalam melaksanakan pekerjaan," katanya.
Ia menambahkan, khawatir potensi mudah masuknya tenaga kesehatan asing ke Indonesia.
Belum lagi, konsentrasi peraturan itu sesuai draft yang beredar hampir mayoritas bakal terfokus pada Kementerian Kesehatan.
“Tentu saja, menurut kami itu tidak mungkin Kemenkes bisa mengurus semua ini dan kami yakin tidak akan terlaksana secara profesional,” katanya.
Ia berharap lebih baik regulasi yang telah ada disempurnakan dengan baik, sehingga tidak perlu membuat yang baru apalagi dinilai merugikan.
"Oleh sebab itu, kami titip aspirasi ini kepada DPRD Agam untuk disampaikan ke tingkat pusat,” katanya.
Berita Terkait
Kunjungan wisatawan ke Solok capai 1,3 juta selama libur lebaran
Kamis, 25 April 2024 15:19 Wib
33 kelompok di Agam dapatkan bantuan ternak
Selasa, 23 April 2024 12:17 Wib
214 siswa dan siswi SMA Sederajat ikuti seleksi paskibraka tingkat kabupaten Pesisir Selatan
Jumat, 19 April 2024 15:28 Wib
BNPB: 1.585 orang warga harus dievakuasi pasca-erupsi Gunung Ruang
Kamis, 18 April 2024 16:05 Wib
Gubernur Sumbar: Pengendara dilarang parkir di Fly Over Kelok Sembilan
Minggu, 14 April 2024 20:46 Wib
Sehari Menjelang Lebaran, Gubernur Mahyeldi Hilir-Mudik Meninjau Lokasi Terdampak Bencana di Sejumlah Kabupaten/Kota di Sumbar
Rabu, 10 April 2024 7:10 Wib
PVMBG jelaskan penyebab banjir lahar dingin dari erupsi Gunung Marapi
Selasa, 9 April 2024 14:01 Wib
Baznas Solok bagikan bantuan ke guru MDTA dan garin masjid
Senin, 8 April 2024 17:41 Wib