Padang (ANTARA) - Setelah terhenti selama dua tahun akibat pandemi COVID-19, PT Andalan Mitra Prestasi (AMP) kembali memberangkatkan sebanyak 125 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) Formal asal Sumatera Barat ke Malaysia.
PMI tersebut bekerja di sektor formal dan tujuh orang diantaranya merupakan tenaga terampil.
Kegiatan pelepasan keberangkatan pekerja migran Indonesia ke negara Malaysia dilakukan oleh instansi terkait bersama PT Andalan Mitra Prestasi (AMP) di Padang, Senin.
Direktur Utama PT AMP Tafyani Kasim mengatakan sebelumnya juga telah dikirim sebanyak 30 orang PMI ke Malaysia.
"Artinya, sudah sebanyak 155 orang yang dikirim oleh PT AMP dalam beberapa bulan belakangan ini ke negeri Jiran," kata dia.
Menurut dia persoalannya, Malaysia baru membuka penerimaan PMI dan negara lain pada April 2022 untuk semua negara. Setelah itu, terjadi gejolak politik dan pemerintahan di Malaysia sehingga baru saat ini bisa diberangkatkan ke Malaysia.
Selain itu, terlambatnya pengiriman ke Malaysia juga akibat aturan pemerintah RI yang terlalu panjang dan berbelit-belit. Akibatnya jumlah PMI yang bekerja di Malaysia berada pada peringkat kelima yang sebelumnya berada peringkat pertama. Peringkat Indonesia sebelumnya itu sekarang digantikan oleh tenaga kerja dari Nepal.
"Kita meminta kepada pemerintah Indonesia untuk mempermudah birokrasi perizinan pengiriman PMI. Bila masih tetap seperti ini maka akan jumlah PMI yang bekerja di Malaysia semakin terpuruk," ujarnya.
Ia menyebutkan pada 2022 PT AMP mendapatkan 1.656 Job Order dari Malaysia dan 500 orang ke Polandia. Namun, untuk ke Polandia sementara ditahan dulu karena kondisi keamanan yang tak memungkinkan akibat perang Rusia - Ukraina.
Ia menegaskan tidak lagi mengirim tenaga kerja informal (asisten rumah tangga) dari Sumbar. Saat ini, PT AMP memiliki 21 cabang di seluruh Indonesia dan cabang di luar pulau Sumatera yang mengirim tenaga informal.
Ia menambahkan saat ini PT AMP juga menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi dan SMK untuk menyiapkan tenaga terampil ke Malaysia.
"Kami saat ini tak hanya mengirimkan tenaga semi skill namun juga skill ke Malaysia dan beberapa negara lainnya," kata dia.
Sementara Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumbar Nizam Ul Muluk mengatakan, saat ini Sumbar menghasilkan 50 ribu sarjana setiap tahun dari berbagai perguruan tinggi.
"Dari jumlah tersebut hanya sekitar lima persen yang terserap. Artinya, ada sekitar 95 persen yang tak dapat bagian mengisi lapangan kerja yang tersedia di Sumbar," kata dia
Oleh sebab itu, peluang kerja menjadi PMI saat ini cukup menjanjikan dan membantu pemerintah dalam mengatasi pengangguran.
"PT AMP sudah membantu persoalan pengangguran di Sumbar khususnya dan Indonesia umumnya. Apalagi dengan usia PT AMP sudah memasuki 22 tahun yang sudah mengirimkan tenaga kerja ke luar negeri dan dalam negeri yang jumlahnya ribuan," kata dia.
Ia menambahkan PT AMP sebagai perusahaan pengiriman tenaga kerja migran yang resmi dan bisa diandalkan sudah 22 tahun bergerak dalam usaha ini dan tak pernah bermasalah serta bertanggung jawab penuh terhadap PMI mulai diberangkatkan, bekerja hingga pulang kembali.
Berita Terkait
Gov't convey to Minang migrants, West Sumatra tourism ready to visit
Senin, 20 Juli 2020 14:26 Wib
Minang migrants and tourists invited to celebrate Eid Al-Adha in West Sumatra
Senin, 20 Juli 2020 12:00 Wib
West Sumatra anticipates the spread of COVID-19 from migrants Idul Adha 1441 H
Kamis, 2 Juli 2020 11:20 Wib
42.7 percent of Minang migrants have the potential to return home: Survey
Rabu, 13 Mei 2020 19:11 Wib
19 thousand migrants came to West Sumatra since last four days
Senin, 6 April 2020 11:16 Wib
Most of residents under ODP has been to affected areas, West Sumatra has tightened supervision of migrants
Jumat, 27 Maret 2020 19:22 Wib