Padang (ANTARA) - SMK Semen Padang yang berada di bawah naungan Yayasan Igasar Semen Padang, mendeklarasikan program Anti Perundungan/Bullying dan Stop Kekerasan yang merupakan bagian dari kurikulum Merdeka Belajar.
Deklarasi program tersebut, ditandai dengan pembukaan kegiatan Roots Day dan pembentukan Duta Anti Perundungan/Bullying dan Stop Kekerasan, serta pembubuhan tanda tangan oleh warga sekolah SMK Semen Padang yang digelar 21 Oktober 2022 di halaman Yayasan Igasar Semen Padang.
Kegiatan tersebut, dihadiri Ketua Yayasan Igasar Semen Padang Hari Utama dan Kepala SMK Semen Padang Gusriadi, dan seluruh jajaran guru dan staf SMK Semen Padang, serta seluruh kepala sekolah di lingkungan Yayasan Igasar Semen Padang, dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Sumbar.
Hari Utama mengapresiasi SMK Semen Padang yang telah mendeklarasikan dan membentuk Duta Anti Perundungan/Bullying dan Stop Kekerasan. Ia berharap, apa yang dilakukan SMK Semen Padang ini dapat diteruskan oleh sekolah lainnya yang ada di Yayasan Igasar Semen Padang.
Namun begitu, Hari mengingatkan bahwa deklarasi ini benar-benar diwujudkan dan jangan sampai ada perundungan dan kekerasan yang terjadi di SMK Semen Padang.
"Jangan hanya dideklarasikan saja, tapi harus dibuktikan. Ini tantangan buat semuanya," kata Hari di Padang, Senin.
Kepala SMK Semen Padang Gusriadi mengatakan, deklarasi ini merupakan program Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Ristek, yaitu Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan karakter siswa melalui kurikulum Merdeka Belajar.
Salah satu kegiatannya adalah adanya program anti perundungan dan stop kekerasan di sekolah. Oleh sebab itu, pihaknya pun membentuk sebanyak 30 siswa untuk dijadikan sebagai Duta Anti Perundangan/Bullying dan Stop Kekerasan di SMK Semen Padang.
"Duta ini kami bentuk, karena kami ingin semua siswa kami betul-betul menerapkan apa sebenarnya anti bullying. Pembentukan duta ini sudah kami siapkan dengan matang. Mulai dari perencanaan, dan sosialisasi dari instansi terkait, termasuk para guru juga ikut dimotivasi," kata Gustiadi.
Sosialisasi ini, dilakukan pada 10 Oktober kemarin oleh LPA Provinsi Sumbar. Selain sosialisasi, LPA juga memberikan pembekalan kepada para duta. Dan tentunya, bagi para duta anti perundungan ini, pembekalan tersebut sangat bermanfaat bagi mereka nantinya.
"SMK itu intinya menyiapkan tenaga kerja dan dunia kerja itu membutuhkan tenaga kerja yang memiliki karakter dan sikap yang baik disamping skill. Makanya, kami di SMK Semen Padang mendeklarasikan anti perundungan dan stop kekerasan. Dan ini penting bagi sekolah dan juga semua siswa," ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan Wakil Kurikulum SMK Semen Padang, Desi Selfia. Kata dia, duta anti perundungan ini penting basi sekolah maupun siswa, karena dengan adanya perundungan bisa menyebabkan siswa tidak berkembang dan tentunya ini tidak sesuai dengan profil pancasila.
"Jadi, ini yang digalakkan pemerintah sebenarnya. Dengan program antiperundungan ini, mereka yang duta ini bisa mengungkapkan apa yang terjadi sebenarnya di lapangan, dan setelah itu mereka bisa menyimpulkan apa antisipasi mereka sendiri untuk mengatasi keadaan-keadaan yang mereka lihat," katanya.
Program antiperundungan ini, lanjut Desi, dari siswa untuk siswa. Artinya, ketika siswa yang menjadi duta anti perundungan dan stop kekerasan ini menemukan adanya perundungan dan kekerasan di sekolah, maka siswa tersebut akan mencarikan solusi apa yang terjadi di kalangan mereka masing-masing.
Setelah solusi didapatkan, maka siswa yang menjadi duta ini juga yang akan menggalakkan solusi yang didapat ke sesama mereka.
"Harapannya, anti bullying dan stop kekerasan ini tidak hanya dapat diterapkan di sekolah, tapi juga di lingkungan tempat tinggalnya," ujar Desi.
Pemilihan duta ini, sebut Desi, dilakukan melalui angket yang disebar dan dikumpul. Ada beberapa kriteria yang dinilai oleh fasilitas guru yang sebelumnya mengikuti pelatihan untuk program anti bullying ini. "Kemudian dari angket yang tersebar, didapatlah 30 dari 235 siswa yang ada di SMK Semen Padang," ujarnnya.
Ketua LPA Provinsi Sumbar Eri Gusman yang sebelumnya hadir memberikan pembekalan kepada duta anti perundungan, mengapresiasi SMK Semen Padang yang telah mendeklarasikan program anti perundungan/Bullying. Karena, perundungan dan kekerasan dapat menghambat tumbuh kembang anak, seperti mentalnya terganggu, dan membuat anak tidak percaya diri.
"Program anti perundungan dan kekerasan berbasis sekolah ini programnya Pak Nadhim (Mendikbudristek). Program ini tujuanya, bagaimana anak-anak terhindar dari perundungan, sehingga anak bisa tumbuh kembang dengan baik, serta percaya diri. Dulunya, program ini ada pada Kementerian Pemberdayaan Perempuan," katanya didampingi Wakil Ketua LPA, Erdawati.
Perundungan, kata Erdawati menambahkan, memang hal kecil, tapi dampaknya luar biasa. Bahkan, anak menjadi minder, anak menjadi nakal itu karena perundungan. Anak menjadi tawuran itu juga karena perundungan.
"Perundungan tanpa disadari itu terjadi di sekolah. Oleh guru sendiri, dan oleh masyarakat sekolah," katanya.
Untuk itu, sebutnya, program anti perundungan ini digalakkan di sekolah, agar sekolah dapat menjadi zero perundungan, sehingga siswa tidak lagi menjadi korban perundungan. Karena, korban perundungan ini biasanya menjadi pelaku, dan pelaku juga menjadi korban.
"Begitu bentuk rantai perundungan ini, sehingga sulit bagi kami untuk memutusnya," ujarnya.
Guru SMP Negeri 1 Padang itu menambahkan dengan adanya gerakan bersama seperti deklarasi duta anti perundungan dan stop kekerasan berbasis sekolah yang dilakukan SMK Semen Padang ini, maka diharapkan para duta ini nantinya dapat menjadi pelopor dan pelapor.
"Duta ini nantinya akan mengajak teman-temanya untuk tidak melakukan perundungan dan duta ini juga memberikan penguatan kepada teman-temanya untuk tidak melakukan perundungan. Dan, para duta ini juga nantinya mencegah terjadinya perundungan. Itu tugas duta perundungan ini," pungkasnya.