Indonesia miliki potensi EBT yang besar

id Kementerian ESDM,bioenergi,biogas,energi baru terbarukan,netralitas karbon

Indonesia miliki potensi EBT yang besar

Ilustrasi: Pipa untuk menarik gas metana (CH4) yang terletak di puncak TPA Gampong Jawa, di Banda Aceh. (ANTARA/HO/Humas DLHK3 Banda Aceh)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan yang besar karena posisi geografis, salah satunya bioenergi.

Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTK) Kementerian ESDM Andriah Feby mengatakan potensi bioenergi yang masih memiliki peluang besar untuk dikembangkan adalah biogas dari limbah organik.

"Salah satu sumber energi baru terbarukan yang berperan besar dalam pencapaian target net zero emission adalah melalui program bioenergi, satu-satunya sumber energi bersih yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber listrik maupun non-listrik," kata Feby dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Rabu.

Bioenergi merupakan sumber energi bersih yang paling lengkap, sehingga bisa menggantikan kedudukan bahan bakar fosil.

Sepanjang 2020 lebih dari 50 persen capaian bauran energi merupakan kontribusi dari sektor bioenergi.

Chief Executive Asosiasi Biogas Dunia (WBA) Charlotte Morton mengatakan optimalisasi biogas di Indonesia berpotensi menggantikan 68 persen permintaan gas alam dan menurunkan emisi sebesar 12,1 persen.

Tak hanya itu, pengembangan biogas dari limbah organik juga akan berdampak baik terhadap perekonomian dalam negeri dengan membuka setidaknya 160.000 peluang kerja.

“Limbah organik yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sebuah masalah global, sebaliknya, jika dikelola dengan optimal, limbah organik memiliki nilai ekonomi yang tinggi," kata Charlotte.

Sementara itu Prinsipal Advisor Deutsche Gesselschaft für Internationalle Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Dody Setiawan menegaskan bahwa potensi energi baru terbarukan di Indonesia yang sangat melimpah diharapkan dapat mendukung komitmen Indonesia dalam penurunan emisi gas rumah kaca.

Menurutnya, sektor energi yang diproyeksi menjadi penyumbang emisi terbesar selayaknya mendapat perhatian dan upaya mitigasi dari seluruh pemangku kepentingan.

Dody juga menyampaikan bahwa pemerintah Jerman melalui GIZ dan kerangka proyek kerja sama ExploRE akan terus mendukung upaya Indonesia untuk pengembangan dan pemanfaatan bioenergi melalui kajian, rekomendasi kebijakan, serta kegiatan peningkatan kapasitas yang diharapkan dapat berkontribusi dalam mencapai target netralitas karbon Indonesia pada 2060. (*)