Kunjungan wisata Pasaman turun 95 persen lebih akibat pandemi COVID-19

id Ahmad Bukhari,pariwisata pasaman,kunjungan pariwisata pasaman,berita pasaman,pasaman terkini,berita sumbar

Kunjungan wisata Pasaman turun 95 persen lebih akibat pandemi COVID-19

Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Olahraga dan Pariwisata Pasaman, Ahmad Bukhari. (Antara/Asep)

Lubuk Sikaping, (ANTARA) - Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat mengalami penurunan dari 29.561 orang pada 2019 menjadi hanya 617 kunjungan pada 2020 atau turun 95 persen lebih akibat pandemi COVID-19.

Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Olahraga dan Pariwisata Pasaman, Ahmad Bukhari di Lubuk Sikaping, Rabu, mengatakan turun drastisnya kunjungan wisatawan itu langsung berdampak terhadap penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pasaman dari sektor pariwisata.

Bahkan roda perekonomian masyarakat juga ikut terganggu karena banyak masyarakat yang bergantung hidup dari berdagang dan membuka usaha lain seperti souvenir dan oleh-oleh di sekitar objek wisata ikut terganggu.

Ia mengatakan penurunan kunjungan ini karena sejak Hari Raya Idul Fitri 2020 sampai tahun baru 2021 semua objek wisata di daerah itu ditutup untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.

Penutupan tempat pariwisata itu atas instruksi pemerintahan pusat yang dijalankan hingga daerah, sehingga keadaannya hampir sama di seluruh Indonesia.

Penutupan objek wisata juga berdampak pada bisnis perhotelan, traveling, home stay dan rumah makan ikut mengalami penurunan omset.

Sebelum pandemi COVID-19 Pemerintah Kabupaten Pasaman bisa menarik PAD sebanyak Rp20 juta per tahun dari dua objek wisata yang dikelola Pemda yakni Taman Wisata Equator dan Rimbo Panti.

Pada kedua objek wisata itu setiap pengunjung dikenakan tarif Rp5.000 per orang. Bahkan setiap tahun diselenggarakan even nasional di kawasan Equator sehingga banyak wisatawan mancanegara berkunjung seperti dari Australia, Belanda, Malaysia dan Cina.

Sementara delapan objek wisata lain juga ramai namun yang mengelola adalah pihak swasta.

Delapan objek wisata yang dikelola pihak swasta itu antara lain Puncak Tonang, Kabun Limau, Ambun Water Park, Puncak Koto Panjang, Bukit Kumayan, Puncak Teletubbies, Puncak Mohne dan Ikan Larangan.

Meskipun saat ini kawasan wisata sudah mulai dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, namun tingkat kunjungan belum pulih seperti sedia kala. Kebanyakan pengunjung masih ragu dan takut berada di objek wisata.

Ia berharap tahun 2021 ini COVID-19 sudah berakhir sehingga pariwisata kembali bergairah dan PAD sektor pariwisata kembali meningkat. (*)