New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), terangkat keuntungan yang solid di sektor energi menyusul kenaikan harga minyak, namun Indeks S&P 500 hampir datar saat investor menyukai segmen pasar yang lebih sensitif secara ekonomi karena mereka bertaruh pada pemulihan 2021.
Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 60,00 poin atau 0,19 persen, menjadi ditutup di 31.068,69 poin. Indeks S&P 500 naik tipis 1,58 poin atau 0,04 persen, menjadi menetap di 3.801,19 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup menguat 36,00 poin atau 0,28 persen, menjadi 13.072,43 poin.
Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor energi melonjak 3,5 persen, memimpin kenaikan. Sedangkan sektor layanan komunikasi tergelincir 1,5 persen, menjadikannya kelompok dengan kinerja terburuk.
Imbal hasil obligasi AS menguat dan saham berkapitalisasi kecil Russell 2000 berakhir naik 1,8 persen pada rekor tertinggi, setelah berkinerja baik sepanjang sesi, bersama dengan sektor siklikal keuangan dan energi, yang sangat bergantung pada ekonomi yang kuat untuk pertumbuhan.
Pedagang bertaruh bahwa Presiden AS Joe Biden, seorang Demokrat, akan mengantarkan stimulus fiskal yang lebih kuat dan bahwa peningkatan distribusi vaksin Virus Corona akan meningkatkan ekonomi, menurut Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities di Los Angeles.
“Keuangan dan (saham) siklikal telah menjadi bintang untuk memulai tahun ini,” kata James. Dengan kemenangan Biden datanglah ekspektasi stimulus.
Tetapi beberapa investor mengatakan mereka berhati-hati menjelang musim laporan laba dan karena perkembangan di Washington setelah pendukung Presiden AS Donald Trump menyerbu Capitol minggu lalu.
Ketika Demokrat bergerak untuk memakzulkan Trump karena menghasut amukan mematikan minggu lalu, Trump pada Selasa (12/1/2021) membantah melakukan kesalahan dengan mengatakan bahwa komentar publiknya pada hari serangan itu "sangat tepat."
Selain itu Washington Post melaporkan bahwa kantor FBI di Virginia mengeluarkan peringatan internal sehari sebelum invasi Capitol bahwa para ekstremis berencana datang ke Washington dan berbicara tentang "perang".
Laporan ini “menyoroti fakta bahwa masih banyak masalah di negara ini dan kami memiliki banyak kemajuan yang harus dibuat sebelum kami benar-benar dapat melangkah maju,” kata Kepala Strategi Pasar JonesTrading, Michael O'Rourke, di Stamford, Connecticut.
Investor khawatir perusahaan media sosial seperti Twitter Inc dan Facebook Inc dapat berada di bawah pengawasan regulasi yang meningkat, menurut O'Rourke.
Serangan Capitol menyoroti pengaruh mereka setelah mereka harus melarang Trump dari platform mereka sebagai akibatnya, kata dia.
Tetapi James di Wedbush mengatakan investor hanya memutar investasi mereka.
"Bintang-bintang tahun 2020, saham teknologi telah merana, ketika orang-orang telah menggunakan saham-saham teknologi sebagian besar sebagai sumber dana dan beralih ke saham-saham siklikal, perawatan kesehatan dan keuangan," kata James. (*)
Berita Terkait
Saham Wall Street ditutup lebih tinggi, Dow bukukan kenaikan hari kedelapan
Kamis, 20 Juli 2023 7:41 Wib
Jokowi dijadwalkan temui pelajar dan resmikan Papua Street Carnival
Jumat, 7 Juli 2023 8:48 Wib
Saham-saham Wall Street Sabtu pagi berakhir turun tajam tertekan kecemasan penularan bank
Sabtu, 18 Maret 2023 6:47 Wib
Saham-saham Wall St Selasa pagi sebagian besar turun terseret saham bank, Nasdaq menguat
Selasa, 14 Maret 2023 7:09 Wib
Saham-saham Wall Street Kamis pagi beragam, investor bidik data pekerjaan mendatang
Kamis, 9 Maret 2023 7:11 Wib
Saham-saham Wall St Rabu pagi anjlok imbas Powell isyaratkan kenaikan suku bunga lebih tajam
Rabu, 8 Maret 2023 6:28 Wib
Saham-saham Wall Street Selasa pagi ditutup beragam jelang kesaksian Powell, laporan pekerjaan
Selasa, 7 Maret 2023 6:34 Wib
Saham-saham Wall Street Jumat pagi menetap lebih tinggi setelah imbal hasil obligasi melemah
Jumat, 3 Maret 2023 6:20 Wib