Rano Karno minta konten pembelajaran daring disiarkan melalui TVRI
Kami mendorong agar Rumah Belajar yang merupakan milik Kemendikbud untuk lebih produktif,
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi X DPR RI, Rano Karno meminta konten pembelajaran pada portal pembelajaran daring Rumah Belajar disebarluaskan melalui televisi dan radio nasional yakni TVRI dan RRI.
"Kami mendorong agar Rumah Belajar yang merupakan milik Kemendikbud untuk lebih produktif, dibandingkan dengan platform pembelajaran daring lainnya," ujar Rano Karno dalam acara rapat dengar pendapat umum daring di Jakarta, Kamis.
Dia menambahkan jika konten-konten pembelajaran dapat disebarluaskan melalui TVRI dan RRI, maka akan mempermudah orang tua dalam membantu anak dalam pembelajaran daring.
Hal itu karena tidak semua daerah di Tanah Air memiliki jaringan internet. Untuk daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T), dapat mengikuti pembelajaran daring melalui TVRI dan RRI.
Wakil Ketua Komisi X DPR, Dede Yusuf, juga setuju jika Rumah Belajar memanfaatkan TVRI dan RRI untuk menyebarluaskan konten pembelajaran daringnya.
"Kalau saya lihat, konten-konten Rumah Belajar masih "old style" dibandingkan platform pembelajaran daringnya. Selain itu juga jarang dilakukan promo, padahal dengan anggaran Kemendikbud yang sedemikian besar bisa dilakukan promo untuk mengenalkan Rumah Belajar ini pada masyarakat," terang Dede.
Dede juga meminta ada petunjuk teknis pelaksanaan pembelajaran daring tersebut. Saat ini guru lebih banyak memberikan tugas pada siswanya, yang pada akhirnya membebani orang tuanya.
"Pekerjaan rumah yang diberikan juga perlu dibatasi, tidak semua mata pelajaran diberikan tugas," imbuh Dede.
Anggota Komisi X DPR lainnya, Illiza Sa'aduddin, juga meminta konten pembelajaran dari portal Rumah Belajar disebarluaskan melalui televisi dan radio nasional.
Menurut Illiza, tidak semua siswa berasal dari keluarga mampu dan tidak semuanya memiliki kemampuan untuk membeli kuota internet.
"Bagaimana anak-anak bisa belajar, jika mereka tidak memiliki kuota internet? Untuk itu perlu adanya disiarkan melalui TVRI dan RRI," imbuh Illiza.
Plt Kepala Pusat Data Teknologi dan Informasi Pendidikan dan Kebudayaan (Kapusdatin) Kemendikbud, Gogot Suharwoto, mengatakan pihaknya sudah ada pembicaraan dengan TVRI terkait penayangan konten pembelajaran di stasiun televisi itu.
"Seharusnya mulai minggu ini, namun ada beberapa kendala sehingga nanti akan dimulai pada 11 April mendatang," kata Gogot.
Gogot menjelaskan nantinya TVRI akan menyiarkan konten pembelajaran daring dari Senin hingga Jumat, dengan durasi empat jam setiap harinya. Untuk Sabtu dan Minggu, akan diisi dengan konten kebudayaan.
"Juga ada konten film televisi dan pendidikan karakter lainnya," terang Gogot.
Gogot menambahkan Kemendikbud juga memiliki TV Edukasi yang bisa diakses masyarakat. Saat sudah ada sekitar 2,6 juta masyarakat yang mengaksesnya. Kemendikbud juga menyatakan akan terus meningkatkan konten pembelajaran daring di portal tersebut.
"Kami mendorong agar Rumah Belajar yang merupakan milik Kemendikbud untuk lebih produktif, dibandingkan dengan platform pembelajaran daring lainnya," ujar Rano Karno dalam acara rapat dengar pendapat umum daring di Jakarta, Kamis.
Dia menambahkan jika konten-konten pembelajaran dapat disebarluaskan melalui TVRI dan RRI, maka akan mempermudah orang tua dalam membantu anak dalam pembelajaran daring.
Hal itu karena tidak semua daerah di Tanah Air memiliki jaringan internet. Untuk daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T), dapat mengikuti pembelajaran daring melalui TVRI dan RRI.
Wakil Ketua Komisi X DPR, Dede Yusuf, juga setuju jika Rumah Belajar memanfaatkan TVRI dan RRI untuk menyebarluaskan konten pembelajaran daringnya.
"Kalau saya lihat, konten-konten Rumah Belajar masih "old style" dibandingkan platform pembelajaran daringnya. Selain itu juga jarang dilakukan promo, padahal dengan anggaran Kemendikbud yang sedemikian besar bisa dilakukan promo untuk mengenalkan Rumah Belajar ini pada masyarakat," terang Dede.
Dede juga meminta ada petunjuk teknis pelaksanaan pembelajaran daring tersebut. Saat ini guru lebih banyak memberikan tugas pada siswanya, yang pada akhirnya membebani orang tuanya.
"Pekerjaan rumah yang diberikan juga perlu dibatasi, tidak semua mata pelajaran diberikan tugas," imbuh Dede.
Anggota Komisi X DPR lainnya, Illiza Sa'aduddin, juga meminta konten pembelajaran dari portal Rumah Belajar disebarluaskan melalui televisi dan radio nasional.
Menurut Illiza, tidak semua siswa berasal dari keluarga mampu dan tidak semuanya memiliki kemampuan untuk membeli kuota internet.
"Bagaimana anak-anak bisa belajar, jika mereka tidak memiliki kuota internet? Untuk itu perlu adanya disiarkan melalui TVRI dan RRI," imbuh Illiza.
Plt Kepala Pusat Data Teknologi dan Informasi Pendidikan dan Kebudayaan (Kapusdatin) Kemendikbud, Gogot Suharwoto, mengatakan pihaknya sudah ada pembicaraan dengan TVRI terkait penayangan konten pembelajaran di stasiun televisi itu.
"Seharusnya mulai minggu ini, namun ada beberapa kendala sehingga nanti akan dimulai pada 11 April mendatang," kata Gogot.
Gogot menjelaskan nantinya TVRI akan menyiarkan konten pembelajaran daring dari Senin hingga Jumat, dengan durasi empat jam setiap harinya. Untuk Sabtu dan Minggu, akan diisi dengan konten kebudayaan.
"Juga ada konten film televisi dan pendidikan karakter lainnya," terang Gogot.
Gogot menambahkan Kemendikbud juga memiliki TV Edukasi yang bisa diakses masyarakat. Saat sudah ada sekitar 2,6 juta masyarakat yang mengaksesnya. Kemendikbud juga menyatakan akan terus meningkatkan konten pembelajaran daring di portal tersebut.