Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Indonesia Ade Reza Hariyadi menilai Partai Golkar justru rugi jika sampai mengalami perpecahan dalam musyawarah nasional (munas) yang digelar Desember mendatang.
"Golkar mesti berhati-hati dan belajar dari pengalaman masa lalu. Apalagi, Golkar akan menghadapi pilkada pada 2020 di 270 daerah," katanya, saat dihubungi Antara, di Jakarta, Selasa.
Reza menilai perpecahan akan sangat merugikan kepentingan politik Golkar ke depan, termasuk dalam menghadapi pilkada serentak 2020.
Menurut dia, dinamika yang terjadi sebenarnya lebih dikarenakan kepentingan untuk memperebutkan kekuasaan di internal partai.
Artinya, kata dia, sebetulnya tidak ada pandangan secara prinsip di antara kubu yang berdinamika dalam kaitan aspek ideologis dan relasi Golkar dengan pemerintahan.
"Jadi, alasan-alasan untuk melakukan pembelahan di tubuh Golkar menjadi tidak cukup rasional dan tidak cukup menguntungkan," ujarnya.
Persoalannya akan menjadi berbeda, lanjut dia, jika satu kubu mendukung pemerintah, sementara kubu lain memilih beroposisi sehingga terjadi pertentangan ideologis.
"Tetapi, ini kan tidak dalam posisi diametral. Baik Airlangga maupun Bambang Soesatyo kan tidak dalam posisi pro atau tidak dengan pemerintah," katanya.
Diakui Reza, riak-riak dan dinamika menjelang dan dalam perjalanan Munas Golkar pasti akan terjadi, apalagi untuk partai sebesar Golkar, sebagai peraih suara terbanyak kedua pada Pemilu 2019.
Namun, kata dia, dinamika tersebut akan mudah diatasi dan tidak akan sampai pada perpecahan sepanjang tidak ada perbedaan fatsun politik secara ideologis.
"Ya, kalau memang ada 'gentlement agreement' mestinya ditaati. Kalau tidak ada, ya, jalankan sesuai aturan main partai yang mampu mengakomodasi semua kepentingan," kata Reza.
Partai Golkar akan melaksanakan munas pada 4-6 Desember 2019 yang salah satu agendanya adalah pemilihan Ketua Umum Partai Golkar periode 2019-2024.
Setidaknya ada lima nama yang akan bersaing sebagai calon ketua umum, yakni Airlangga Hartarto sebagai petahana, Bambang Soesatyo, Ridwan Hisjam dan Indra Bambang Utoyo, serta Agun Gunandjar Sudarsa.
Berita Terkait
Pakar forensik ungkap beberapa indikator penyebab kecelakaan KM 58
Kamis, 11 April 2024 11:38 Wib
Enam wakil jaga asa Indonesia pada perempat final Spain Masters
Jumat, 29 Maret 2024 4:43 Wib
Enam wakil Indonesia siap bertanding di perempat final Swiss Open
Jumat, 22 Maret 2024 11:37 Wib
Wasapada, Pakar ungkap predator seksual bakal ulangi perbuatannya usai jalani hukuman
Rabu, 22 Maret 2023 15:13 Wib
Pakar sebut pola pengasuhan orang tua dan pemanjaan faktor kebrutalan anak pejabat Ditjen Pajak
Sabtu, 25 Februari 2023 6:28 Wib
Gubernur Sumbar dan Wako Payakumbuh hadiri Khatam Alquran
Kamis, 17 Februari 2022 10:41 Wib
Wako Payakumbuh resmikan mushalla di Hari Lahir Kecamatan Latina ke-13
Senin, 31 Januari 2022 10:06 Wib
Diet sehat tak semata soal turunnya berat badan
Selasa, 14 Desember 2021 14:14 Wib