Cegah demam berdarah, Dinkes Tanah Datar programkan satu rumah satu jumantik

id Yesrita,jumantik,dinkes tanah datar,berita tanah datar,cegah dbd,tanah datar terkini,berita sumbar,sumbar terkini

Cegah demam berdarah, Dinkes Tanah Datar programkan satu rumah satu jumantik

Kepala Dinas Kesehatan Tanah Datar, Yesrita. (Antara/Etri Saputra)

Batusangkar, (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat memprogramkan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik) nyamuk guna mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu.

"Pemkab Tanah Datar telah melakukan penggalangan komitmen gerakan satu rumah satu jumantik di tiap kecamatan, UPT Puskesmas serta pemerintahan nagari," kata Kepala Dinas Kesehatan Tanah Datar, Yesrita di Batusangkar, Jumat.

Ia mengatakan pencegahan DBD bisa dilakukan dengan membangun kesadaran untuk lebih peduli terhadap kesehatan dan kebersihan lingkungan tempat tinggal.

Karena DBD disebabkan nyamuk Aedes Aegypti perlu dilakukan langkah untuk pemberantasan jentik nyamuk, salah satunya dengan memantau jentik nyamuk secara berkala di setiap rumah.

"Di sinilah peran dari jumantik yang dibentuk dari sukarelawan untuk memantau perkembangan dan keberadaan jentik nyamuk, terutama di tempat yang memiliki potensi genangan air, seperti ban bekas, kaleng atau lainnya," katanya.

Ia mengimbau masyarakat untuk juga melakukan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M dalam pencegahan dan pemberantasan DBD.

Yakni menguras atau membersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.

Kemudian menutup rapat tempat-tempat penampungan air serta memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas agar tidak jadi sarang nyamuk.

Ia menjelaskan jika dilihat perkembangan kasus DBD pada 2018 ada sebanyak 147 kasus yang ditangani pihaknya, dan satu pasien meninggal dunia.

Sedangkan pada 2019 hingga kondisi September sudah ada sekitar 97 kasus DBD, dan juga ada satu orang meninggal dunia di Nagari Simawang.

"Kita berharap melalui program satu rumah satu jumantik dan ditambah pola PSM 3M, masyarakat dapat memanfaatkan sampah plastik diolah menjadi barang yang bernilai guna sehingga tidak ada lagi benda yang yang menjadi sarang nyamuk," ujarnya. (*)