Industri 4.0 buka peluang RI jadi ekosistem bisnis IoT

id Industri 4.0

Industri 4.0 buka peluang RI jadi ekosistem bisnis IoT

Direktur Elektronika dan Telematika Kementerian Perindustrian Janu Suryanto. (ANTARA/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis bahwa sisitem Industri 4.0 mampu membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi ekosistem bisnis Internet of Things (IoT) guna memperkuat struktur teknologi digital dalam upaya menuju implementasi revolusi industri keempat.

Apalagi, Indonesia bakal bertransformasi menjadi ekosistem bisnis IoT bernilai sebesar Rp444 triliun pada 2022.

“Peluang Indonesia menjadi ekosistem IoT sangat besar. Potensi ini juga bisa dilihat dari jumlah pengguna internet di Tanah Air yang lebih dari 140 juta orang. Intinya, transformasi Industri 4.0 adalah kunci sukses pembangunan Indonesia pada masa mendatang,’’ kata Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin lewat keterangannya R Janu Suryanto di Jakarta, Selasa.

Janu menyampaikan, implementasi Industri 4.0 juga akan mendorong peningkatan investasi oleh perusahaan, terutama yang terkait dengan penggunaan teknologi terkini seperti IoT.

Langkah tersebut diyakini mendukung peningkatan pada produktivitas dan daya saing di sektor manufaktur serta dapat menciptakan ekosistem inovasi.

“Oleh karena itu, Indonesia jangan hanya jadi pasar dari ekonomi digital, tetapi juga memanfaatkan pengembangan ekonomi digital tersebut sehingga industrinya semakin tumbuh dan berdaya saing,” ujarnya.

Lima teknologi utama yang menopang pembangunan sistem Industri 4.0, yaitu IoT, artificial intelligence(AI), human–machine interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D printing.

Janu menambahkan bahwa penerapan industri 4.0 merupakan upaya untuk melakukan otomatisasi dan digitalisasi pada proses produksi, dengan ditandai meningkatnya konektivitas, interaksi, serta batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi.

“Digitalisasi di sektor industri akan membawa perubahan terhadap sistem manufaktur, dengan dipengaruhi oleh gelombang teknologi baru,” jelasnya.

Dalam hal ini, misalnya, bagian produksi akan mengalami transformasi yang didorong oleh teknologi berorientasi pelanggan.

Selain itu, teknologi tersebut juga menyediakan peluang untuk sistem produksi dan model bisnis baru yang fleksibel.

Untuk memaksimalkan pemanfaatan teknologi terkini, perlu mengidentifikasi keterampilan baru yang dibutuhkan. Untuk itu, penting melakukan upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) industri.

“Pada era transformasi ini, pemerintah telah berusaha keras menyiapkan SDM yang mumpuni dalam menyongsong Industri 4.0,” tuturnya.