Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Duta Besar (Dubes) Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi mengatakan otoritasnya harus memeriksa alasan pemasangan bendera tauhid di negara petrodolar tersebut sehingga tidak bisa langsung menuduh benar atau tidak.
"Kalau bendera itu diletakan di dinding sebagai gambar, maka perlu mencari tahu siapa yang berbuat seperti itu," kata Osama kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
Sebelumnya, sempat ramai pemberitaan mengenai Rizieq Shihab yang memasang bendera tauhid di teritori Arab Saudi. Ada kabar bahwa imam Front Pembela Islam (FPI) itu bermasalah dengan otoritas Saudi karena pemasangan bendera tauhid.
Atas hal itu, Osama mengatakan, tidak bisa menuduh begitu saja seseorang melakukan kriminal hanya karena memasang bendera sementara tidak tahu maksud dan tujuan utamanya.
"Apakah jika ada seseorang yang memasang bendera kemudian dianggap kriminal, tidak 'kan?," katanya.
Menurut Osama, bendera tauhid bertuliskan kalimat "laa ilaha illallah" itu memiliki nilai bagi umat Islam.
"Tentu kalimat itu memiliki arti penting bagi umat Islam," ujarnya.
Justru, Dubes Saudi itu menyayangkan jika ada pihak yang sengaja melakukan pembakaran kalimat tauhid.
"Yang paling disayangkan pembakaran bendera dengan kalimat tauhid di situ. Saya kira itu," tandasnya. (*)
Berita Terkait
Anies Baswedan takziah almarhum Habib Hasan Bin Jafar Assegaf
Rabu, 13 Maret 2024 16:31 Wib
Ji Da Bin siap bantu Indonesia lolos ke 16 besar Piala Dunia U-17
Rabu, 15 November 2023 9:16 Wib
Kepala BIN acungi jempol inovasi teknologi oleh Papua Youth Creative Hub
Selasa, 21 Maret 2023 19:33 Wib
Wakil Kepala BIN pastikan gedung Papua Youth Creative Hub siap diresmikan Jokowi
Kamis, 2 Maret 2023 17:05 Wib
Isu BIN di bawah Kemhan, ini penjelasan Prabowo
Senin, 23 Januari 2023 14:14 Wib
Ngotot, kunci kemenangan Jakarta Bhayangkara Presisi atas STIN BIN
Kamis, 19 Januari 2023 19:19 Wib
BIN kirim bantuan untuk warga terdampak gempa Cianjur
Kamis, 24 November 2022 9:00 Wib
Emir Qatar serukan Piala Dunia menjadi forum 'komunikasi yang beradab'
Senin, 21 November 2022 7:01 Wib