Gara-gara dualisme kepengurusan parpol, kader Hanura di Sumbar pindah partai

id partaihanura

Gara-gara dualisme kepengurusan parpol, kader Hanura di Sumbar pindah partai

Mantan Ketua DPD Partai Hanura Kota Padang Fefrizal (kiri) menggunakan jas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), ia memilih maju dalam pemilu legislatif 2019 dengan partai tersebut. (Antara Sumbar/ Mario Sofia Nasution)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Sejumlah kader Partai Hanura pindah partai karena dualisme kepengurusan partai dengan kepemimpinan Ketua Umum Oesman Sapta Odang (OSO) dengan Sekretaris Jendral Herry Lontung Siregar dan Ketua Umum OSO dengan Sarifuddin Sudding.

Anggota DPRD Sumatera Barat Fraksi Hanura Marlis mengakui hal tersebut dan dirinya juga akan melakukan hal yang sama untuk maju dalam pemilihan legislatif 2019.

"Hal tersebut tidak terjadi di Sumatera Barat saja tapi perpindahan serentak dari Partai Hanura terjadi di seluruh Indonesia termasuk untuk tingkat DPR RI," kata dia.

Marlis mengatakan saat ini dirinya sudah memiliki partai baru dan siap untuk maju dalam pemilu legislatif 2019 nanti. Untuk saat ini nama partainya masih dirahasiakan.

"Kita tunggu saja saat nanti pendaftaran calon anggota legislatif ke Komisi Pemilihan Umum," katanya.

Selain itu, Ketua DPD Partai Hanura Kota Padang Fefrizal juga mengaku telah mundur dari jabatan Ketua Partai Hanura Kota Padang dan mendaftarkan diri ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk maju sebagai calon anggota legislatif dari partai tersebut.

"Saya telah mengumpulkan seluruh Ketua PAC pada Minggu (8/7) dan mengutarakan niat untuk mundur dan maju dengan PKB," kata dia.

Menurut dia keputusan ini diambil setelah dirinya melakukan diskusi bersama pihak internal dan eksternal partai dan keputusannya bulat pindah ke PKB.

"Saya pindah partai karena tidak menemukan kenyamanan dan memilih maju di sini untuk menjadi anggota DPRD Padang," katanya.

Seluruh kewajiban untuk Partai Hanura telah terpenuhi dan seluruh dokumen serta kunci kantor telah diserahkan kepada anggota lain.

"Kemungkinan hampir setengah kader partai akan pidah akibat adanya persoalan dualisme partai ini," ujarnya.(*)