Batra dan Tirai pentaskan "Nurani" dan "Makam Dipertuan"

id Teater wisran hadi

Batra dan Tirai pentaskan "Nurani" dan "Makam Dipertuan"

Pementasan teater (Ist)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Memasuki hari kelima pagelaran Festival Nasional Wisran Hadi (FNWH) yang diselenggarakan oleh Teater Langkah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unand menghadirkan dua pementasan.

Dua pementasan berlangsung secara bergantian, yaitu dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Batra Universitas Riau dengan judul naskah “Nurani” serta naskah berjudul “Makam Dipertuan” yang dibawakan oleh Tirai Teater STIK-P Medan.

Pertunjukan yang berlangsung di Medan Nan Balinduang FIB Unand, Jumat malam tersebut sudah ramai oleh penikmat teater serta tamu undangan yang berasal dari berbagai teater kampus di Nusantara.

Dimulai dengan pementasan pertama dari UKM Batra yang mementaskan “Nurani”. Penonton dibuat terkesima dengan artistik panggung yang dihadirkan sutradara dimana terdapat sebuah kursi goyang yang ditutupi oleh kain putih.

Lalu di bagian panggung lainnya terdapat susunan trap yang juga didominasi dengan simbol warna putih dan beberapa tali gantung, seolah akan ada yang ingin mengakhiri hidupnya di sini.

Setelah pementasan selesai dan langsung masuk pada diskusi tahap pertama yang di moderatori oleh Pinto Anugrah.

Tigor selaku sutradara menjelaskan konsep yang ingin ia hadirkan dalam pementasan ini adalah dimana simbol-silmbol warna putih pada panggung tersebut merupakan area-area dari karakter Nurani tersebut.

Tigor juga menambahkkan kultur-kultur melayu pada pementasan tersebut, seperti syair dan sastra lisan dari Rokan Hulu yang membuat pementasan tersebut memiliki ciri khasnya tersendiri.

“Kenapa saya membuat konsep putih-putih tersebut?, Itu merupakan area-area dari Nurani, jadi nurani itu ada dimana mana. Dan karakter-karakter seperti Ibu Kepala, Ibu Haji, dan Ibu Dosen masuk ke area Nurani dan merebutkan sebuah kursi yang merupakan simbol dari emansipasi. Karakter-karakter tersebut melakukan segala hal untuk melawan dan membunuh nurani mereka sendiri,” Papar Tigor.

Apresiasi juga datang dari salah seorang anggota dari Teater Studio Merah Fakultas Hukum Unand, Randa Andika.

“Jujur, saya sangat terhibur dengan pementasan teman-teman Batra, terlebih pada karakter Ibu Haji yang diperankan sangat unik dan berbeda dari karakter Ibu Haji pada umumnya," Ucapnya sambil menggoda pemeran karakter Ibu Haji tersebut.

Sehabis diskusi pementasan dari UKM Batra, acara berlanjut pada pementasan kedua yaitu “Makam Dipertuan” yang dibawakan oleh Tirai Teater STIK-P Medan.

Pementasan teater (Ist)


Ini merupakan kedua kalinya naskah Makam Dipertuan ditampilkan setelah sebelumnya jadi pembuka pada pagelaran FNWH pada Senin, 23 April lalu.

Sama seperti sebelumnya sehabis pementasan, sutradara memaparkan bagaimana konsep yang ingin ia hadirkan kepada penonton malam itu.

Tya sebagai sutradara menjelaskan bahwa imajinasi dan tekad seorang sutradara sangat berperan dalam penghadiran konsep baik kepada aktor maupun kepada penonton.

“Biasanya saya akan datang ke tempat dimana saya akan tampil, lalu saya akan memainkan imajinasi saya. Oh, nanti akan seperti ini, ini bagusnya disini. Dan saya datang jauh dari Medan, dan ini merupakan sebuah tantangan juga bagi kami untuk tampil di Padang ini,” ujar Tya.

Tanggapan penonton datang dari Rizky, menurut dia, kawan-kawan dari Tirai Teater patut diberikan apresiasi karna sudah berani menunjukan karyanya di sini.

“Walaupun pementasan ini masih sangat mentah sekali serta belum maksimalnya pemilihan artistik yang menunjukan sebuah pementasan yang utuh. Tapi, kita patut beri apresiasi karna keberanian dan kerja keras kawan-kawan Tirai Teater malam ini,” ungkap Rizky.

Dengan riuhnya tepuk tangan penonton malam itu, maka selesailah pementasan pada FNWH hari kelima ini. Namun agenda yang berlangsung selama tujuh hari ini masih menyisakan beberapa penampilan lagi.

Sedangkan untuk Sabtu malam ini, 28 April 2018 akan ada pementasan dari Teater Nol Universitas Syah Kuala Aceh. Pementasan dimulai pada pukul 20.00 WIB dan berlokasi di Medan Nan Balinduang FIB Unand.*