PBB minta jalur bebas hambatan untuk bantuan ke Suriah

id suriah

PBB minta jalur bebas hambatan untuk bantuan ke Suriah

Bantuan ambulans Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia untuk Suriah. (ANTARA SUMBAR/Istimewa)

Damaskus, Suriah, (Antaranews Sumbar) - PBB pada Jumat (16/2) kembali menyampaikan seruan bagi akses tanpa hambatan ke orang yang memerlukan bantuan di Daerah Ghouta Timur, yang dikuasai gerilyawan, di sebelah timur Ibu Kota Suriah, Damaskus.

Ali Az-Zatari, Presiden Koordinator Kemanusiaan PBB di Suriah, mengatakan di dalam satu pernyataan semua pihak, dan orang yang memiliki pengaruh atas mereka, mesti mengizinkan akses kemanusiaan segera yang aman, berkelanjutan dan tanpa hambatan ke semua orang yang memerlukan, terutama orang di daerah yang terkepung dan sulit dicapai.

Ia menyerukan segera dihentikannya permusuhan selama satu bulan.

"Kami akan terus menyerukan akses ke semua orang yang memerlukan, dan mengingatkan orang yang bertanggung-jawab mengenai kewajiban mereka untuk memberikannya berdasarkan hukum kemanusiaan internasional," kata Az-Zatari.

Pernyataan tersebut mengatakan pengiriman bantuan paling akhir mencapai Daerah Bashabieh di Ghouta Timur pada 14 Februari, akses kemanusiaan pertama ke Ghouta Timur dalam 78 hari.

"Meskipun perkembangan ini disambut baik, itu benar-benar tidak cukup," kata pernyataan tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu. Ditambahkannya, orang yang dijangkau di Nashabieh hanya merupakan 2,6 persen dari 272.500 orang yang memerlukan bantuan di Ghouta Timur.

Bantuan yang dikirim, katanya, akan dibagi di kalangan keluarga, dan lima keluarga menerima satu keranjang.

"Itu tidak cukup untuk mereka dalam waktu lama," katanya.

Pernyataan tersebut juga memperingatkan meningkatnya kondisi rawan pangan di daerah itu mempengaruhi anak-anak, sementara tim PBB menyaksikan peningkatan kasus gizi buruk sangat akut.

Instalasi medis di sana juga mulai kehabisan pasokan penting, dan meningkatnya permusuhan selama beberapa pekan belakangan memaksa lebih banyak orang meninggalkan rumah mereka.

Pernyataan tersebut adalah yang ketiga yang dikeluarkan dalam waktu singkat, dan mencerminkan mendesaknya keperluan kemanusiaan buat orang di daerah itu. Mereak terjebak dalam pertempuran antara gerilyawan yang menguasai Ghouta Timur dan pasukan pemerintah.

Baca juga: Dewan keamanan PBB serukan gencatan senjata di Suriah guna kirim bantuan kemanusiaan





Empat kelompok utama gerilyawan berada di dalam Ghouta Timur, seperti Tentara Islam, Failaq Ar-Rahman, Ahrar Ash-Sham dan Komite Pembebasan Levant (LLC) --yang juga dikenal dengan nama Front An-Nusra, yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida.

Dua bulan lalu, gerilyawan di Kota Harasta di Ghouta Timur melanvarkan serangan besar terhadap satu pangkalan militer utama di kota tersebut, sehingga menyulut bentrokan militer antara kedua pihak. (*)