Jakarta, (Antara Sumbar) - PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re mencatatkan premi bruto konsolidasi pada 31 Desember 2016 sebesar Rp5,2 triliun, atau tumbuh 34,64 persen jika dibandingkan 2015 sebesar Rp3,8 triliun.
Melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat, hasil usaha konsolidasi Indonesia Re sampai dengan 31 Desember 2016 menunjukan pencapaian EBIT (laba sebelum bunga dan pajak) sebesar Rp398 miliar.
Sementara itu, premi reasuransi bruto Indonesia Re (stand alone) sebesar Rp4,7 triliun di 2016, atau tumbuh sekitar 50 persen dibanding 2015.
Pencapaian perusahaan reasuransi lokal terbesar di Indonesia tersebut melanjutkan tren pertumbuhan perseroan dalam tiga tahun terakhir, sebelumnya masing-masing 56 persen (2015) dan 26 persen (2014).
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) juga telah meningkatkan rating Indonesia Re dari AA- Menjadi AA dengan outlook stabil. Peringkat tersebut mencerminkan posisi pasar yang kokoh dalam bisnis reasuransi dan kapitalisasi yang kuat.
Indonesia Re memiliki anak perusahaan PT Reasuransi Syariah Indonesia (ReINDO Syariah) untuk melayani segmen reasuransi syariah dan PT Asuransi Asei Indonesia (AAI) yang menyediakan jasa asuransi umum dan jaminan.
Sebagai perusahaan reasuransi nasional yang sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah, Indonesia Re berkomitmen memperkuat dan mengembangkan pengetahuan risiko asuransi dan reasuransi guna meningkatkan daya saing asuransi nasional dalam kancah global.
Pada akhir 2016, komitmen tersebut diwujudkan dengan mendirikan ReINDO Institute yang berfungsi sebagai lembaga pengembangan asuransi dan reasuransi bekerjasama dengan dunia pendidikan tinggi dan lembaga penelitian.
Saat ini Indonesia Re bersama ReINDO Institute telah memulai pembicaraan dengan beberapa lembaga penelitian di antaranya Universitas Indonesia (UI) , Institut Teknologi Bandung (ITB), Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) dan LAPAN.
ReINDO Institute akan dikembangkan sebagai lembaga penelitian dan pusat pengetahuan asuransi dan reasuransi, manajemen risiko dan pengembangan produk asuransi di Indonesia, termasuk melakukan penelitian ilmiah yang inovatif guna mendukung pengembangan industri perasuransian melalui analisis risiko dan guideline underwriting yang akan menjadi standar industri perasuransian. (*)
Berita Terkait
Allianz targetkan pertumbuhan premi dua digit
Jumat, 15 Maret 2024 12:15 Wib
Warga binaan Lapas Bukittinggi peroleh premi hasil produk kerajinan
Senin, 3 Juli 2023 16:46 Wib
Warga Binaan Lapas Bukittinggi diberikan Premi dari hasil produk pembinaan kemandirian
Senin, 3 Juli 2023 15:54 Wib
Jadi daerah yang pertama, Legislator apresiasi Pemkab Agam alokasi dana premi BPJS Ketenagakerjaan
Senin, 13 Februari 2023 15:51 Wib
Pemkot Sawahlunto bayarkan premi BPJS Ketenagakerjaan 273 tukang ojek
Kamis, 15 Desember 2022 15:22 Wib
Setiap tahun, Pemkot Pariaman bayar premi JKN sebesar Rp11 miliar
Rabu, 3 Agustus 2022 10:10 Wib
500 hektar lahan pertanian padi di Payakumbuh tak perlu bayar premi AUTP
Rabu, 13 April 2022 14:44 Wib
Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Solok berikan BPAN ke nelayan
Kamis, 19 November 2020 6:56 Wib