Trenggalek, (Antara Sumbar) - Gempa berkekuatan 5.0 Skala Richter (SR) terjadi di laut barat daya Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Sabtu.
Informasi yang disampaikan Kominfo Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui layanan SMS Center menyebutkan gempa dengan kekuatan magnitude 5.0 SR terjadi pada pukul 09.49.55 WIB dan 09.49.57 berlokasi di titik ordinat 9.82 lintang selatan, 111.68 bujur timur, atau sekitar 192 kilometer barat daya Trenggalek dan berkedalaman 29 kilometer.
Tidak ada laporan korban jiwa atau kerukan akibat gempa tersebut.
Sejumlah pihak di pesisir Trenggalekmengaku tidak merasakan dampak gempa meski berkekuatan magnitude cukup besar itu.
"Tidak ada kepanikan di sini. Kami juga tidak terlalu merasakan dampak gempa," kata Kapolsek Panggul AKP Wajib Santoso dikonfirmasi melalui telepon.
Wajib mengatakan, saat ini dirinya bersama seluruh anggota berada di Mapolsek Panggul, namun mereka tidak merasakan tanda-tanda gempa sebagaimana diumumkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika melalui pesan singkat maupun tersebar di sejumlah jejaring sosial.
"Kami langsung pantau di pesisir selatan Kecamatan Panggul, dan semua berjalan normal seperti biasa. Hanya sempat ada insiden pikap milik penambang pasir yang terjebak di tengah sungai yang debit airnya meningkat cepat akibat hujan deras di wilayah hulu," katanya.
Senada, perangkat Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Anjar Priadi mengaku tidak merasakan gempa sama sekali.
Anjar mengaku juga menerima pesan langsung dari SMS Center BMKG tersebut yang menginformasikan gempa berskala 5.0 SR di barat daya Trenggalek, namun situasi nelayan di sekitar Pelabuhan Prigi tetap berjalan normal.
"Barusan menghubungi beberapa teman nelayan di sekitar Pelabuhan Prigi, dan tidak ada kepanikan ataupun merasakan dampak gempa," ujarnya.
Adhar Muttaqin, warga yang tinggal di pusat Kota Trenggalek mengkonfirmasi situasi di wilayah Kota Trenggalek aman terkendali dan juga tidak sampai terjadi kepanikan, meski sebagian warga merasakan dampak gempa.
"Situasi Trenggalek 'mandali' (aman terkendali)," ujarnya. (*)