Makam Syech Machmud di Barus Tidak Terawat

id Makam Syech Machmud di Barus Tidak Terawat

Makam Syech Machmud di Barus Tidak Terawat

Makam Syech Machmud di Barus.

Barus, Sumut, (ANTARA) - Makam penyebar Agama Islam di Tapanuli, Syech Machmud, yang berasal dari Hadratul Maut (Jazirah Arab), di Papan Tinggi Desa Pananggahan, Kecamatan Barus Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, tidak terawat. "Makam tua dengan panjang lebih kurang tujuh meter dan berada di puncak gunung dengan ketinggian mencapai 200 meter dari permukaan laut, itu memiliki nilai sejarah cukup tinggi," kata salah pemandu wisata, Zuardin Manullang (56), di Papan Tinggi Barus, Selasa. Makam Syech Machmud tersebut, menurut dia, termasuk salah satu makam kuno dan sebagai bukti sejarah bahwa Kota Tua Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) dari masuknya Agama Islam pertama di Pantai Barat Sumatera. "Karena itu, makam yang sering diziarahi wisatawan dari luar negeri dan wisatawan Nusantara itu perlu dirawat dan dilestarikan agar tidak mudah rusak," katanya. Sesuai dengan namanya, Situs Makam Papan Tinggi yang memiliki rincian prasasti itu banyak mendapat perhatian para pengunjung dan wisatawan dari berbagai daerah, yakni Pulau Jawa, Padang, Pekanbaru, Lampung, Medan, Padang Sidempuan Binjai, Sibolga dan daerah lainnya. "Makam Syech Machmud ini merupakan salah satu diantara makam "Aulia 44" di Kota Bersejarah Barus," ujar Manullang yang juga warga Barus. Dia mengatakan, makam yang berada di atas perbukitan yang cukup tinggi itu ditempuh dengan berjalan kaki di jalan yang cukup sempit. Bahkan, sebelum menaiki tangga menuju makam tua tersebut, para pengunjung diwajibkan mengambil air wudhu di pancuran dan memanjatkan doa, sehingga diharapkan peziarah itu dapat melaksanakan niat sucinya. "Jadi, para pengunjung yang ingin mendaki anak tangga menuju makam Aulia yang mencapai lebih kurang 830 tangga (147 meter) itu harus dalam keadaan fisik yang sehat dan juga harus hati-hati," ucap dia. Hal itu karena tidak seluruhnya pengunjung dan warga yang berkeinginan naik ke makam itu bisa berhasil, sebab ada juga yang gagal atau tidak kesampaian hajat mereka. "Para pengunjung ada yang keadaan setengah jalan di tangga , tiba-tiba saja turun karena tidak sanggup meneruskan perjalanan. Ada juga dengan semangat yang tinggi dan percaya diri mampu sampai ke tujuan, yakni makam tersebut," ujar Manullang. Selain itu, katanya, setiap pengunjung/peziarah yang menghitung jumlah anak tangga itu tidak ada yang pernah tepat dan satu sama lain berbeda. Kadang-kadang ada warga menghitung tangga itu berjumlah 743 tangga, ada juga 726, dan sebagainya. "Hal ini juga menjadi tanda tanya bagi peziarah yang pernah naik ke makam tua," ujar Manullang. Menurut dia, konon Papan Tinggi itu dulunya merupakan tempat masyarakat Barus mengambil papan. "Jadi, lama-lama kelamaan orang telah terbiasa menyebutnya dengan nama Makam Papan Tinggi sampai sekarang ini. Nama Papan Tinggi itu belum pernah diubah dan sebagian masyarakat menganggap tempat itu sangat bersejarah, apalagi makamnya panjang dan mempunyai batu nisan besar, serta tinggi," kata Manullang. Kota Tapanuli Tengah secara geografis terletak diantara 98 07 - 98 12' Bujur Timur dan 1 11' - 2 22' Lintang Utara. Kabupaten Tapanuli Tengah secara administratif terdiri dari 20 Kecamatan dengan 147 Desa dan 30 Kelurahan. Sementara itu, luas wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah adalah 6.194,98 kilometer persegi (Km2).Darat 2.194,98 Km2 dan laut 4.000 Km2.Jumlah penduduk tahun 2011 314.142 jiwa terdiri atas 157.881 laki-laki dan 156.261 perempuan. Kabupaten Tapanuli Tengah juga memiliki 31 pulau dan beberapa diantaranya tiga pegunungan/bukit, 48 pantai, 22 air terjun, dua danau, dua objek wisata buatan dan 19 tempat bersejarah. Daya tarik wisata utama daerah ini adalah Teluk Tapian Nauli, Pesona keindahan pantai laut dan bawah laut, peninggalan budaya dan atraksi budaya. (*/sun)