Rizal Ramli Ingin Borobudur Jadi Kiblat Umat Buddha

id Borobudur, Kiblat, Budha

Jakarta, (AntaraSumbar) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengaku ingin Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, bisa menjadi kiblat wisata bagi umat Buddha dari seluruh dunia.

"Kami ingin bikin Borobudur jadi Mekahnya orang Buddha. Ibaratnya buat orang Islam, harus naik haji dulu sebelum meninggal," katanya saat membuka acara "Tribute to Batik" di salah satu mal kawasan Blok M Jakarta, Sabtu.

Menurut Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu, Candi Borobudur jauh lebih indah ketimbang Angkor Wat di Kamboja.

Oleh karena itu, Rizal menuturkan bahwa dirinya ingin Candi Borobudur menjadi tujuan religius umat Buddha.

"Kalau orang Kristen sebelum meninggal ke Jerussalem, orang Islam naik haji dulu ke Mekah, nah, orang Buddha kudu ke Borobudur," ujarnya.

Dengan begitu, Bobobudur kemungkinan akan lebih banyak digunakan untuk kegiatan religius.

"Tapi kita harus perbaiki," katanya.

Rizal juga menyinggung sejumlah upaya peningkatan pariwisata Indonesia lain, seperti Danau Toba di Sumatera Utara, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, dan Kepulauan Seribu di DKI Jakarta.

Menurut dia, Indonesia sudah tidak bisa lagi terus menjual Bali.

"Bali itu sudah 'oversold'. Kita perlu kembangan kawasan wisata baru dan kami menetapkan ada 10 lokasi baru," ujarnya.

Sebanyak 10 lokasi pariwisata itu, yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Bromo (Jawa Timur), Labuan Bajo (NTT), Mandalika (NTB), Morotai (Maluku), Yogyakarta, Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Belitung (Bangka Belitung), dan Tanjung Lesung (Banten).

Pengembangan destinasi wisata itu, menurut Rizal, penting dilakukan guna meraih target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara per tahun dalam 5 tahun mendatang itu.

"Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia itu 10 juta orang, target kami dalam 5 tahun itu 20 juta orang per tahun sehingga yang kerja langsung di sektor itu bisa meningkat dari tiga juta orang menjadi tujuh juta orang. Begitu pula, pekerja tidak langsungnya akan bisa naik dua kali lipatnya," katanya.

Kunjungan wisatawan mancanegara yang tinggi dinilai dapat mendorong perekonomian rakyat karena bisa sekaligus menggenjot industri penopangnya, seperti kuliner dan kerajinan tangan. (*)