Perpindahan yang Tak Perlu Diragukan

id Perpindahan yang Tak Perlu Diragukan

Usai sudah laga PS Semen Padang di "home base-nya" yang baru stadion M. Yamin Muaro Sijunjung. Dari lima laga yang dilakoni Kabau Sirah, tiga diantaranya berhasil dimenangkan, satu berakhir seri dan satu kali kalah. Tiga kemenengan pasukan yang diasuh Djoko Susilo, Nil Maizar, Zulkarnaen Zakaria itu, diperoleh saat melawan PSPS Pekan Baru pada laga Copa Dji Sam Soe Indonesia 2008. Kemudian pada lanjutan Liga Djarum Indonesia XIV Divisi Utama 2008, masing-masing menang melawan Mitra Kukar Kutai Kartanegara Kaltim, PSPS Pekan Baru. Sedangkan kekalahan dialami Semen Padang ketika menjamu tim anyar Persih tembilahan dengan skor 2 3 dan berakhir imbang saat berhadapan dengan Persisam Samarinda. Dari segi hasil tidaklah terlalu mengecewakan, meski tak sepenuhnya berhasil menuai poin penuh dalam setiap laga kandang. Tapi setidaknya telah membuktikan kalau "home base-nya" yang baru stadion M. Yamin Muaro Sijunjung, ternyata telah memberikan sinyal bahwa stadion tersebut layak untuk dijadikan "home base-nya" pasukan dari Bukit Karang Putih tersebut. Bahkan pelatih PSPS Abdul Rahman Gurning dan pelatih Persih Tembilahan Danan Jaya menilai, stadion ini juga layak untuk Liga Super, karena lapangan yang datar dengan rumput bagus dan lembut. Namun untuk Liga Super tentu masih perlu pembenahan lagi, seperti pemasangan lampu stadion guna mendukung pertandingan malam hari. Awalnya perpindahan Semen Padang dari stadion GOR H. Agus Salim Padang ke Sijunjung, mungkin sempat diragukan beberapa kalangan, termasuk pengamat sepak bola Sumbar. Keraguan tersebut mencakup segala aspek, baik disegi jumlah penonton, keamanan maupun hasil pertandingan. Keraguan tersebut sah-sah saja, mengingat selama ini ivent besar skala nasional itu digelar di ibukota provinsi, dan telah menjadi tontonan warga ibukota selama ini. Tapi dengan meragukan Sijunjung sebagai "home base-nya" Semen Padang, itu sama juga artinya dengan meragukan Sumatera Barat. Sebab, Semen Padang merupakan milik warga Sumbar, dan Sijunjung sendiri juga merupakan bagian dari provinsi ini. Jadi, wajar dan masih pantas Semen Padang untuk bermain di Sijunjung, itupun karena didukung fasilitas stadion yang memadai. Tak hanya Sijunjung, kabupaten dan kota lainpun bisa dijadikan "home base-nya" Semen Padang, selagi kabupaten/kota tersebut merupakan bagian dari Sumatera Barat. Tentu saja dengan sarat, fasilitas serta sarana dan parasarana yang dibutuhkan memenuhi ketentuan yang ditetapkan PSSI. Lain hal kalau Semen Padang memilih "home base-nya" di provinsi lain, seperti yang pernah dialami PSMS Medan. Kalau itu yang dilakukan Semen Padang, memang pantas untuk dipertanyakan oleh kalangan olahragawan dan pengamat sepak bola daerah ini. Sebeb Semen Padang itu milik masyarakat Sumbar, dan kenapa harus bermarkas di luar Sumbar. Dengan dipilihnya Sijunjung sebagai markas Semen Padang, semestinya, setiap insan olahraga di Sumbar ini merasa bangga. Karena ternyata di Sumbar masih ada stadion yang layak dipergunakan untuk pertandingan akbar seperti Liga Indonesia. Tidak berfikiran picik dengan mencari-cari kelemahan dan kekurangan, apalagi permasalahan. Dipilihnya Sijunjung sebagai "home base" Semen Padang, setidaknya ada beberapa hal yang dapat dipetik. Pertama, akan dapat memicu daerah lain dalam pembangunan sarana dan prasarana olahraga, seperti pembangunan stadion yang refresentatif dan layak untuk pertandingan nasional. Tidak membangun stadion yang hanya untuk kelas Tarkam (antar kampung). Kedua, memasyarakatkan olahraga sepak bola, sekaligus mendidik masyarakat untuk menjunjung tinggi semangat spotifitas, sehingga setiap pertandingan tidak berakhir dengan insiden atau kericuhan yang berakibat fatal, baik terhadap sarana dan prasarana olahraga, fasilitas umum, maupun keselamatan penonton atau masyarakat itu sendiri.Ketiga, dengan menyaksikan pertandingan berkelas nasional yang disuguhkan selama Liga Indonesia diputar, ini akan dapat memacu semangat generasi muda di daerah, untuk lebih giat lagi berlatih, karena secara tidak langsung, mereka telah mendapat pelajaran berharga dari setiap iven liga yang disaksikannya.Dengan harapan, ke depan nantinya akan bermunculan bibit-bibit pesepakbola dari daerah, yang dapat mengangkat nama Sumatera Barat ditingkat Nasional. Kemudian, dengan digelarnya pertandingan liga di daerah, juga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat, para pedagang kecil dapat mengais rezeki, dengan berjualan makanan dan minuman, tidak saja diluar tapi juga didalam stadion. Para generasi muda yang selama ini menganggur, bisa pula memperoleh pekerjaan dengan menjadi tukang parkir, sehingga mereka mendapatkan upah dari jerih payah mereka itu.Terlepas dari itu semua, masyarakat Sumatera Barat pantas untuk senang dan bangga, karena di ranah Minang ini tak hanya stadion Agus Salim yang menjadi andalan dan pantas untuk tempat digelarnya pertandingan liga. Tapi, masih ada stadion-stadion lain yang tak kalah bagusnya, seperti stadion M. Yamin Muaro Sijunjung, yang saat ini telah menjadi "home base-nya" tim Kabau Sirah. Mudah-mudahan ke depan didaerah lain, juga akan bermunculan stadion yang berkelas nasional dan internasional di Sumatera Barat ini. Ya semoga saja. (***)