Pedagang Garendong Mandiri

id Pedagang Garendong Mandiri

Payakumbuh - Program "Pedagang Garendong Mandiri" di Daerah Payakumbuh dan 50 Kota sudah dalam tahap survei. Dompet Dhuafa Singgalang KCP payakumbuh mencari 20 pedagang garendong (penjual kebutuhan rumah tangga keliling dengan menggunakan motor-red) dhuafa yang terjerat hutang kepada rentenir.

Diterangkan Kepala Dompet Dhuafa Singgalang KCP Payakumbuh, Fera Marleni, praktik rentenir masih terus berkembang di jaman modern seperti sekarang ini. "Daerah Payakumbuh 50 Kota pun tidak terlepas dari jeratnya, dan umumnya mereka yang terjerat adalah mereka yang berkesulitan ekonomi/dhuafa," katanya, Kamis (28/11).

Dilanjutkannya, program ini ditargetkan launching seminggu yang akan datang. Untuk tahap awal, dana pinjaman berkisar Rp1juta hingga Rp1,5 Juta akan diberikan kepada 20 pedagang garendong yang memiliki hutang dengan rentenir.

"Dalam proses survei ini, tim kami akan melihat berapa banyak hutang dari calon penerima manfaat kepada rentenir, bagaimana pula kondisi ketergantungannya selama ini serta niatnya untuk lepas dari rentenir," paparnya.

Setiap penerima pinjaman selanjutnya akan mendapatkan pembinaan terkait manajemen usaha, spiritual dan akhlak untuk kemudian mantap meninggalkan ketergantungan kepada rentenir. Angsuran pinjaman akan dilakukan perminggu dengan nilai Rp25 ribu.

Branch Manager Dompet Dhuafa Singggalang, Musfi Yendra, juga menerangkan bahwa program ini akan menjadi program menarik. Memunculkan ke permukaan bahwa praktik rentenir di tengah masyarakat masih terus bergulir, meski masyarakat tahu bahwa itu dilarang agama namun karena himpitan ekonomi dan ketidakkuatan iman menjadikan mereka rapuh. Dikatakannya, fenomena yang menimpa saudara-saudara kita yang berada dalam taraf ekonomi rencah ini harus segera kita selesaikan bersama dengan segera, untuk itu kepedulian banyak pihak sangat diperlukan.

"Jika tidak ada yang meminjam maka rentenir pun akan kehilangan lahannya, mengambil jalan pintas untuk kaya dengan menjerat orang lain pada hutang dan riba yang besar," pungkasnya. (winda)