54 Perwira Siswa Sesko AU Kuliah Kerja di Sumbar

id 54 Perwira Siswa Sesko AU Kuliah Kerja di Sumbar

Padang, (Antara) - Sebanyak 54 perwira siswa Sekolah Staf dan Komando (Sesko) Angkatan Udara (AU) melakukan Kuliah Kerja di Sumatera Barat (Sumbar). Wakil Komandan Sesko AU Marsekal Pertama Warsono mewakili Dansesko AU Marsekal Muda TNI Potler Gultom di Padang, Senin, mengatakan Kuliah Kerja perwira siswa itu bertujuan untuk mengumpulkan data dan persoalan terkait pengelolaan aset di daerah. Data tersebut akan dipergunakan dalam seminar perwira siswa bersangkutan. Ia berharap, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar bersedia untuk memberikan keleluasaan bagi perwira siswanya untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan. "Data itu nanti akan dituangkan dalam bentuk konsep sebagai sumbang pemikiran perwira siswa untuk kemajuan TNI AU ke depan," kata dia. Menurut dia, perwira siswa Sesko AU yang mengikuti kuliah kerja tahun pelajaran 2014 berjumlah 108 orang. Perwira siswa itu dibagi dua kelompok. Kelompok pertama melakukan kuliah kerja di Sumatera Utara (Sumut) dan kelompok kedua di Sumbar. Dalam kuliah kerja itu juga ikut serta perwira siswa dari negara asing. "Untuk Sumbar ada empat orang perwira siswa dari negara asing yang ikut serta masing-masing dari Amerika Serikat, Australia, Singapura dan Malaysia," katanya. Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno saat menyambut rombongan di Auditorium Gubernuran, mengatakan pihaknya menyambut positif Kuliah Kerja perwira siswa Sesko AU di provinsi itu. Menurut dia, Sumbar memiliki keterkaitan sejarah yang cukup kuat dengan TNI AU. "Dalam sejarah disebutkan, sekitar tahun 1947, masyarakat Sumbar pernah menyumbangkan salah satu pesawat terbang untuk Negara Indonesia. Pesawat itu menjadi salah satu pesawat yang pertama dimiliki oleh Indonesia," kata Irwan. Dia mengatakan, sumbangan untuk pembelian pesawat itu merupakan sebuah pemikiran logis bahwa Indonesia yang terdiri dari banyak pulau, membutuhkan angkutan udara sebagai salah satu model transportasi. Dalam perkembangannya, menurut Gubernur, Sumbar sekarang lebih membutuhkan lagi sarana transportasi udara, terutama terkait faktor kebencanaan di Sumbar. "Kita memiliki hampir semua potensi bencana, karena itu dibutuhkan tansportasi udara untuk bisa secepatnya merespon jika terjadi bencana di Sumbar," kata dia. (*/mko)