Jakarta, (Antara) - Mantan Panglima TNI Djoko Santoso mengaku prihatin atas peristiwa ledakan amunisi di Markas Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut, Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Rabu (5/3), yang menyebabkan 87 orang luka-luka, dan satu orang di antaranya meninggal dunia.
"Saya prihatin atas peristiwa ledakan amunisi Kopaska tersebut. Saya turut berbelasungkawa bagi korban yang meninggal," kata Djoko di sela-sela acara Dialog Kebangsaan Kader Pimpinan Tingkat Nasional di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Jakarta, Kamis.
Purnawirawan Jenderal TNI bintang empat ini mengharapkan proses penyelidikan atau investigasi yang dilakukan oleh TNI AL bisa segera diselesaikan, agar bisa diketahui penyebab ledakan gudang amunisi tersebut.
"Mudah-mudahan penyelidikan yang dilakukan TNI AL dan aparat kepolisian bisa segera diselesaikan. Saya harapkan tidak ada dampak yang panjang akibat peristiwa ini," kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini.
Ketika ditanyakan mengenai adanya dugaan sabotase, Djoko tidak mengetahui secara pasti karena dirinya sudah tidak berdinas di institusi TNI.
Ia memperkirakan peristiwa ledakan itu bisa terjadi karena ada kelalaian dari anggota TNI AL sendiri maupun dari alam. Kelalaian bisa dilihat dari tempat penyimpangan amunisi yang kurang tepat atau kondisi cuaca yang sangat panas.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Pramono Edhie Wibowo sebelumnya mengimbau pihak TNI Angkatan Laut (AL) menginvestigasi penyebab ledakan di gudang amunisi sekitar Pondok Dayung Tanjung Priok Jakarta Utara.
"Adakan investigasi dengan benar supaya tidak terjadi kembali," kata Pramono usai menyampaikan visi misi "Debat Bernegara 11 Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat" di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (5/3).
Pramono menyampaikan keprihatinan atas peristiwa ledakan di gudang amunisi pasukan khusus TNI AL tersebut.
Purnawirawan jenderal TNI bintang empat itu menyatakan pihak TNI AL harus menata lebih baik agar kejadian serupa tidak terjadi kembali.
"Apa dan hilangkan penyebabnya, mungkin karena mungkin arus pendek listrik harus bisa diminimalisir," ujar peserta Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat itu.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengungkapkan jumlah korban ledakan amunisi sekitar 87 orang.
Dari jumlah itu, 15 orang sudah diperbolehkan pulang untuk rawat jalan dan 72 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit terpisah, termasuk satu orang meninggal dunia dan satu lainnya yang masih kritis.
Menurut Iskandar, para korban mayoritas terkena pecahan genteng
dan kayu dari gudang amunisi yang meledak tersebut.
Sementara itu, penyebab ledakan masih dalam investigasi pihak TNI, namun demikian diduga ledakan itu dipicu percikan api dari hubungan pendek arus listrik yang mengenai amunisi.
Ledakan terjadi di gudang amunisi Pasukan Katat Armada RI Kawasan Barat (Armabar) sekitar Pondok Dayung Tanjung Priok Jakarta Utara pada Rabu (5/3) sekitar pukul 10.30 WIB. (*/sun)