Jakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana mengatakan saat ini proses belajar mengajar secara luring di SMA Negeri 72 sudah berjalan normal 94 persen.

“Kemarin itu 90-an (persen). (Pembelajaran) luringnya 94 persen,” kata Nahdiana di Jakarta, Jumat.

Sampai dengan saat ini, dia mengatakan belum ada siswa SMAN 72 yang pindah pascakejadian ledakan bom beberapa waktu lalu.

Selain itu, dia menyebutkan beberapa siswa saat ini juga masih didampingi pembelajarannya.

Pihak Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP), Dinas Kesehatan (Dinkes) serta Dinas Sosial DKI Jakarta saat ini juga masih bersiaga mendampingi anak-anak SMAN 72.

“Masih (dilakukan pendampingan psikologis siswa). Masih dengan teman-teman di DPPAPP, dengan teman-teman di Dinkes, Polri, Angkatan Laut,” ujar Nahdiana.

Sementara itu, dia menuturkan saat ini proses belajar terduga pelaku ledakan itu dilakukan melalui koordinasi dengan pihak kepolisian.

“Pembelajarannya nanti kita koordinasi dengan Rumah Aman, dipantau oleh pihak yang berwajib,” tutur Nahdiana.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya mengungkapkan anak berkonflik dengan hukum (ABH) terduga pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta sudah dapat dimintai keterangan terkait peristiwa tersebut.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto mengatakan proses pengambilan keterangan tersebut turut didampingi oleh pihak keluarga, kuasa hukum, Balai Pemasyarakatan (Bapas) dan Asosiasi Psikologi Forensik indonesia (APSIFOR).

Akan tetapi, dia belum dapat membeberkan hasil pengambilan keterangan ABH tersebut karena masih berproses.

Polda Metro Jaya juga menyampaikan ABH terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta itu kini telah berada di Rumah Aman.

Budi menjelaskan di Rumah Aman, ABH diberikan pendampingan psikologis karena secara psikis, dokter yang merawat harus berkoordinasi dengan penyidik, termasuk pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Bapas. 


Pewarta : Lifia Mawaddah Putri
Editor : Jefri Doni
Copyright © ANTARA 2025