Padang (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) terus meningkatkan upaya dan strategi peningkatan indeks kerukunan umat beragama sebagai salah satu cara memperkuat sinergi lintas agama di daerah.
"Kerukunan itu tidak bisa dikerjakan sendiri, mesti melibatkan banyak dimensi budaya, sosial dan keagamaan. Karena itu, strategi peningkatan indeks kerukunan harus menjadi kerja bersama," kata Pelaksana Tugas Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sumbar Edison di Padang, Rabu.
Edison mengatakan Kemenag di bawah kepemimpinan Menteri Agama Nasaruddin Umar secara umum telah menetapkan delapan program prioritas 2025-2029 dengan tagline "Kemenag Berdampak" yang salah satunya fokus pada meningkatkan kerukunan dan cinta kemanusiaan.
"Program ini menjadi landasan bagi berbagai inisiatif Kemenag dalam memperkuat moderasi beragama serta memperluas ruang harmoni sosial di Indonesia," ujarnya.
Salah satu inovasi yang sedang dikembangkan adalah Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yakni pendekatan pendidikan dengan menanamkan nilai kasih sayang, penghargaan dan empati di lingkungan sekolah serta ekosistem pendidikan.
Ia menjelaskan KCB bukan mengganti Kurikulum Merdeka, melainkan memperkaya strategi pembelajaran agar terbangun harmonisasi dan kedekatan hati baik antara guru dan siswa, maupun antarpelajar.
Dalam konteks lokal, lanjutnya, Sumbar turut mengembangkan pendekatan Kurikulum Berbasis Raso Pareso yakni adaptasi kultural dari konsep KBC. Lebih rinci, "raso" berarti rasa dan "pareso" berarti nalar atau pertimbangan. Dua nilai khas Minangkabau ini menekankan keseimbangan antara perasaan serta pemikiran dalam membangun kehidupan sosial yang harmonis.
"Nilai raso pareso ini menjadi jembatan antara ajaran agama dan budaya lokal. Di sinilah Sumbar punya kekayaan khas untuk memperkuat kerukunan," ujar dia.
Di sisi lain terkait capaian program kerukunan di Sumbar, ia menyebutkan saat ini terdapat 39 kampung moderasi beragama yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota serta sejumlah desa sadar kerukunan dan kelompok kerja lintas agama yang aktif mengembangkan dialog maupun edukasi toleransi.
Terkait capaian indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB), Edison mengungkapkan Sumbar masih berada pada posisi 10 dengan indeks terendah secara nasional yakni 70,87 poin pada 2024. Namun, tren fluktuatif sejak 2020 menunjukkan adanya potensi perbaikan jika sinergi serta inovasi terus diperkuat.
"Ada tiga dimensi utama yang menjadi indikator KUB yaitu toleransi, kesetaraan dan kebersamaan. Ketiganya harus dikembangkan seimbang melalui pendidikan, pemberdayaan masyarakat serta penguatan kelembagaan lintas agama," tambahnya.