Padang (ANTARA) - Kisah para legenda dan mantan pesepak bola di tanah air sangat banyak, dan menjadi tauladan bagi para pemain generasi di bawahnya.
Banyak kisah yang mereka lakoni sepanjang berkompetisi dan mengembangkan diri. Semua bisa diramu, dan potret itu sangat berharga sebagai pembelajaran bagi para pemain saat ini.
Salah satunya, Masykur Raif, pemain gelandang legendaris Semen Padang yang kini menjadi Manajer Semen Padang FC. Ia termasuk salah satu pemain yang berkarir cukup lama di kancah sepak bola tanah air, hingga ia pensiun pada usia 37 tahun.
Dalam diskusi kecil di Tribun Utama Stadion H Agus Salim Padang, Rabu (5/11/2025), Masykur yang sebelumnya berkarir di PT Semen Padang, mengupas perjalanan tim Semen Padang dan pengalamannya saat bermain di tim itu.
"Dulu Semen Padang tak pernah kalah di Stadion H Agus Salim ini, paling sial ditahan imbang, semuanya kita sukses raih poin penuh," kenangnya.
Ia menyebut, hanya ada satu tim yang bisa mengatasi Semen Padang saat bertanding di Stadion H Agus Salim Padang yakni Arseto Solo.
"Tim Arseto memang saat ini bermaterikan pemain timnas, ada Ricky Yacob, Inyong Lolombulan, Nasrul Koto dll. Hanya mereka saja yang menyulitkan, sisanya kita selalu menang di Padang," kata Masykur.
Ia juga mengaku bangga saat menjadi bagian dari prestasi Semen Padang menjuarai Piala Liga atau Piala Galatama tahun 1992. Semen Padang kala itu pada partai final berhadapan dengan Arema Malang dengan skor akhir 1-0 pada 21 Juli 1992.
Bahkan pada momen itu, ia memiliki pengalaman tersendiri. Bermain dengan kondisi kaki cedera dan tidak merasakan apapun tetap bertanding dan memenangkan tropi Piala Galatama untuk Semen Padang.
Ia menuturkan, sebelum pertandingan babak final ia mengalami cedera pada bagian enkle kaki kanannya. Kondisinya bengkak, sementara kondisi tim membutuhkan kekuatan kekuatan penuh menghadapi Arema yang tengah dalam kondisi puncaknya.
Akhirnya dengan keinginan sendiri, Masykur Rauf meminta dokter tim untuk memberikan suntikan pada bagian cederanya agar tetap bisa bermain.
Ada beberapa suntikan di sana, sehingga ia mengaku tidak lagi merasakan sakit pada bagian enkle kakinya. Saat akan bertanding, kakinya bengkak sehingga susah masuk ke dalam sepatu, bahkan tidak bisa menggunakan tali sepatu.
Maka diputus sepatu kanannya hanya dikuatkan dengan lilitan lakban yang menjadi penguat sepatunya agar tidak lepas sepanjang pertandingan.
"Saya waktu itu memaksa untuk ikut bertanding karena merasa bertanggung jawab, harus ikut bersama-sama mencapai prestasi tim. Di benak saya saat itu bagaimana saya bisa tetap main dan maksimal," katanya.
Rasa memiliki, loyalitas dan tanggung jawab terhadap tim, merupakan salah satu yang selalu ia terapkan kepada timnya baik saat menjadi pemain maupun saat melatih kesebelasan.
Dari integritas itu akan memunculkan sosok yang fight, mampu membangkitkan motivasi tim, mencari solusi serta bisa menempatkan dengan proporsional hak dan kewajibannya.
Di sisi lain, Masykur Raup merupakan salah satu sosok pemain sepak bola yang sukses di dua karier yakni lapangan hijau dan korporasi.
Tugasnya saat ini, sebagai manajer adalah membawa Semen Padang untuk bangkit dan lepas dari zoma merah dergaradi BRI Super League. Kehadiran pelatih Dejan Antonic yang menjadi juru taktik tim, memberikan harapan bagi tim Kabau Sirah mengarungi sisa kompetisi.