Simpang Empat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat membutuhkan dukungan pemerintah pusat untuk pembangunan shelter tsunami sebagai gedung evakuasi bencana atau Tempat Evakuasi Sementara (TES) bagi warga jika terjadi bencana itu.

"Kita mengharapkan dukungan anggaran dari pusat untuk pembangunan sheltee tsunami di wilayah pesisir pantai Pasaman Barat," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat Jhon Edwar di Simpang Empat, Rabu. 

Menurutnya pembangunan satu shelter tsunami bisa memakan biaya sekitar Rp5 miliar ditambah pembangunan jalur evakuasi yang saat ini hanya memakai jalan pertanian warga.

"Pasaman Barat sangat butuh karena puluhan ribu warga ada di tepi pantai yang panjangnya mencapai 152 kilometer," katanya.

Dia mengatakan dengan garis pantai yang cukup panjang itu baru ada satu bangunan shelter di daerah Maligi, Kecamatan Sasak Ranah Pasisia, yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar). 

Dengan panjangnya dan padatnya penduduk di tepi pantai, kata dia, maka dibutuhkan shelter untuk evakuasi warga jika sewaktu-waktu terjadi tsunami.

Kebutuhan shelter tersebut antara lain di Katiagan Mandiangin Kinali, Sasak, Pulau Panjang Kecamatan Sungai Beremas, Sikilang Kecamatan Sungai Aur, dan di Sikabau Kecamatan Koto Balingka. 

Kebutuhan shelter di daerah pesisir pantai sangat dibutuhkan, lanjutnya, karena pada umumnya daerah pantai yang ada merupakan daerah terpencil. Jalan menuju daerah itu juga masih menyisir pantai.

"Akses jalan itu masih menyisir pantai. Jika terjadi tsunami maka warga dipastikan sulit keluar menyelamatkan diri sehingga diperlukan shelter," katanya.

Pihaknya telah mengusulkan ke Pemprov Sumbar beberapa waktu lalu agar bisa membangun shelter karena butuh anggaran yang besar.

Selain kebutuhan shelter, pihaknya juga akan berupaya membuat jalur evakuasi di tepi pantai. Saat ini baru ada satu jalur evakuasi di Bukit Marando Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas.

"Pasaman Barat merupakan salah satu daerah yang rawan bencana, mulai dari banjir, longsor, gempa, dan tsunami. Diperlukan mitigasi, edukasi, dan sarana prasarana dalam rangka antisipasi berbagai bencana alam," sebutnya.


Pewarta : Altas Maulana
Editor :
Copyright © ANTARA 2025